Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Berdayakan Masyarakat, Tanah Bengkok pun Jadi Tempat Budidaya Ikan Nila
- 26 Jul
- yandip prov jateng
- No Comments

TEMANGGUNG – Tanah bengkok Desa Caturanom, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung dengan luas 1.200 meter persegi dengan 12 bidang tanah dijadikan tempat pemijahan dan pemeliharaan ikan air tawar yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Makmur Desa Caturanom. Tanah tersebut disulap menjadi kolam ikan yang bisa menampung 4.000 – 5.000 ikan nila air tawar per bidang.
Sekretaris Pokdakan Mina Makmur Sukamto yang ditemui Jumat (24/7/2020), menjelaskan, budidaya ikan yang sudah dilakukan selama sembilan tahun ini sangat menguntungkan masyarakat sekitar. Dengan adanya kolam ikan ini masyarakat bisa berlatih pemijahan dan pemeliharaan ikan nila dengan mudah.
“Satu bidang kolam untuk satu orang kepala keluarga Caturanom, dan tidak bisa untuk warga desa lain, agar bisa maksimal pemanfaatannya dan fungsinya dalam pemberdayaan masyarakat desa,” jelas Sukamto.
Menurutnya, penggunaan tanah bengkok tersebut menambah pemasukan kas desa sebesar Rp6 juta per tahun. Jumlah tersebut untuk semua bidang tanah bengkok yang dimanfaatkan warga. Nantinya, uang yang masuk kas desa digunakan kembali untuk pembangunan desa.
Tak sekadar menambah kas desa, beber Sukamto, masyarakat pun lebih berdaya karena dapat memperoleh penghasilan dari budidaya ikan. Apalagi, pembibitan dan pemeliharaan usaha ikan nila air tawar di wilayah Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, cukup menjanjikan. Banyaknya sumber mata air menjadikan lokasi ini sangat tepat untuk pembibitan ikan nila, mulai pemijahan, pengelolaan, dan perkembangan ikan itu sendiri.
“Ikan nila ini mudah hidupnya di keadaan suhu saat ini, karena Kecamatan Parakan relatif dingin, baik musim kemarau atau musim hujan, yang letaknya berada di kaki Gunung Sumbing. Airnya jernih membuat ikan cepat beradaptasi terhadap PH (power of hydrogen) atau keasaman air,” lanjutnya.
Di Kabupaten Temanggung, kata Sukamto, peminat ikan nila air tawar ini sangat tinggi, terutama ketika menjelang lebaran. Harganya pun variatif dari yang masih hidup maupun yang sudah afkir atau mati. Hari-hari biasa Pokdakan Mina Makmur juga melayani warga yang ingin membeli ikan nila.
“Kita panen setiap setahun sekali menjelang Lebaran Idulfitri, karena ikan nila tidak bisa seperti ikan lele yang tiga sampai empat bulan bisa panen. Ikan nila perlu lebih lama, karena kita mengejar bobot satu kilogram isi empat sampai lima ikan. Harganya pun waktu Lebaran Idulfitri bisa mencapai Rp35.000 per kilonya. Hari biasa juga dilayani, tapi pembelinya tidak sebanyak waktu hari lebaran,” tutur Sukamto.
Penulis : MC TMG/Tofa;Ekape
Editor : WH, Diskominfo Jtg