Beras Organik Karanganyar, Sumber Pangan Sehat Saat Pandemi

  • 09 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KARANGANYAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar akan membantu promosi beras organik dari Bumi Intanpari. Sebab, meski produksi sudah mencukupi, namun penjualannya masih harus didorong.

“Pemkab Karanganyar akan menjadi juru promosi beras organik di Karanganyar. Sebab ini beras dengan kualitas baik dan sehat. Di era Covid-19 seperti ini, yang dibutuhkan adalah beras yang sehat dan menyehatkan. Sehingga beras organik ini sangat cocok menjawab pendemi saat ini,” papar Bupati Karanganyar, Juliyatmono, dalam Peluncuran Perdana Pemasaran Beras Organik, di Rumah Organik Indonesia (ROI), Green Resto, Bejen, Karanganyar Kota, Minggu (9/8/2020).

Bupati menambahkan, menggarap pertanian beras organik memang butuh keseriusaan. Jika petani rajin dan setia dengan mengolah lahannya, produksi gabah baik. Problemnya, jika pemasaran yang dilakukan kurang gencar. Sementara, organisasi PBB di bidang pangan FAO memprediksi, ke depan akan terjadi krisis pangan.

“Pengiriman delapan ton beras organik ke Jakarta ini menjadi momen untuk mempromosikan beras organik dengan baik. Yang jelas, dalam pertanian butuh konsisten dan terus menerus. Pemkab siap membantu bidang promosi,” imbuhnya.

Juliyatmono juga mendorong petani Karanganyar agar beralih pertanian organik. Sebab, hasil pertanian organik jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pertanian nonorganik, mengingat pangsa pasar beras organik terbuka lebar di daerah perkotaan. Terlebih, di tengah pandemi Covid-19, di mana masyarakat membutuhkan sumber makanan yang sehat.

“Ini merupakan salah satu upaya mendorong dan menggeliatkan para petani kita agar beralih ke organik. Melalui rumah organik, padi yang dihasilkan akan dipasarkan ke sejumlah daerah dengan hasil yaag cukup menjanjikan,” terang bupati.

Sementara, Direktur Utama ROI Jularso, menyampaikan, pangsa pasar beras organik ini merupakan kelas menengah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Beras organik yang paling banyak dibutuhkan, ungkapnya, merupakan beras untuk kesehatan, seperti beras merah, beras hitam, dan beras coklat.

“Kita mengambil segmen pasar khusus. Untuk memenuhi target permintaan sebanyak 20 ton per bulan, saat ini sudah kita kondisikan. Kita akan atur pola tanam dan menjalin kerja sama dengan BUMDes untuk menyesuaikan permintaan dari Jakarta,” ungkapnya.

Penulis : hery setiawan
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait