Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Belajar Menyajikan Data yang Valid Melalui Kisah Nabi Yusuf
- 13 Apr
- yandip prov jateng
- No Comments

Kabupaten Batang – Dalam membangun kesejahteraan bagi suatu daerah, selalu membutuhkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Begitu pula dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batang yang selalu tak pernah mengenal lelah untuk terus belajar, bahkan dari seorang nabi yang ahli dalam mengolah data demi kesejahteraan kaumnya.
Dialah Nabi Yusuf Alaihissalam yang menjadi salah satu acuan bagi BPS, untuk diambil hikmah dan pelajaran, supaya dapat menyajikan data yang valid. Sehingga Pemerintah Kabupaten Batang pun dapat mengambil kebijakan yang tepat sasaran untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Dalam tausiahnya dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam, di hadapan pegawai BPS, Ustadz Rois Rahma Fathoni menyampaikan, selain dapat mengolah dan menyajikan data yang valid, Nabi Yusuf oleh Allah juga dianugerahi bisa menafsirkan mimpi. Kisah itu berawal ketika sang pemimpin bermimpi melihat tujuh sapi kurus memakan tujuh sapi gemuk, yang merupakan pertanda buruk bagi kemakmuran rakyatnya. “Setelah ditanyakan kepada Nabi Yusuf, ternyata bermakna akan datang masa panen selama tujuh tahun yang dilambangkan dengan sapi gemuk dan akan datang pula masa paceklik yang dilambangkan dengan sapi kurus,” tutur Ustadz Rois, di Aula BPS Kabupaten Batang, Jum’at (12/4/2019).
Maka, lanjutnya, solusi yang tepat adalah melakukan efisiensi hasil panen agar tidak habis begitu saja, menggunakan teknologi data sensus penduduk, untuk membagi secara adil dan merata apabila datang masa paceklik. “Dalam satu rumah itu kira-kira ada berapa orang, lalu memperhatikan usia mereka, karena akan berbanding lurus dengan porsi makanan tiap orang,” katanya.
Ia menerangkan, harapannya supaya lumbung gandum dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya, maka Nabi Yusuf menganalisa angka kelahiran dengan jumlah pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Jumlah itu akan dibagi dengan jumlah sumber daya yang dikelola selama 14 tahun. “Untuk mendapatkan data yang valid, beliau juga melakukan survey lapangan, agar gandum yang telah dipanen dapat tersimpan dengan baik dan tidak mudah rusak, meskipun akan dikonsumsi selama 14 tahun. Berarti Nabi Yusuf juga menganalisa lumbung penyimpanan yang baik dan kokoh, agar suhu tetap terjaga, sehingga gandum bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama,” paparnya.
Ustadz Rois menyimpulkan, bahwa melalui sumber data yang valid, tentu akan bisa memberikan arah kebijakan yang tepat. “Dan data yang diperoleh BPS selama ini, juga sudah baik dan semakin valid. Hal itu juga akan mempermudah pemerintah untuk menentukan arah kebijakan ke depan,” pungkasnya.
Sementara Kepala BPS Kabupaten Batang, Tina Wahyufitri menambahkan, jika dirasa sudah melakukan sesuatu secara maksimal, kemudian berusaha menjadi seseorang yang baik, bekerja dengan sepenuh hati, tetapi ternyata dunia ini tetap membuat perasaan sedih, maka bersabar dan tunggulah, ketika tiba waktunya nanti, Allah akan menberikan hiburan kepada kita semua.
Menurutnya, ketika teman-teman merasa sangat lelah, kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj dengan menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong. “Hikmah lainnya adalah kita jangan menjadi pribadi yang egois, ketika mendapatkan sebuah kebaikan. Sama halnya dengan ketika mendapat materi baru dari pelaksanaan workshop, tidak hanya disimpan untuk diri sendiri, tapi saat ini ilmu itu kembali saya sampaikan kepada 60 pegawai BPS se-Indonesia,” terangya.
Tina menegaskan, untuk meraih kesuksesan tidak hanya mendapat motivasi dari dalam diri sendiri, namun juga membutuhkan motivasi dari orang lain.