Batik Ciprat Karya Disabilitas Jadi Seragam Kemensos

  • 04 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Kain batik ciprat buatan para penyandang disabilitas intelektual yang menjalani pendidikan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung bakal dijadikan seragam wajib di lingkungan Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

“Selama ini batik ciprat merupakan ikon ketrampilan yang paling mudah dikerjakan oleh disabilitas intelektual karena prosesnya hanya dilakukan dengan mencipratkan pewarna ke kain,” ujar Plt. Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung, Langgeng Setiawan di sela kegiatan Diseminasi dan Pembekalan Ketrampilan Teknis Pendamping Sheltered Workshop Peduli

Kegiatan ini berlangsung Rabu (4/3/2020) hingga Kamis (5/3/2020) di aula BBRSPDI Temanggung. Dijelaskan Langgeng, pembekalan tersebut bertujuan melatih dan membekali pendamping sosial antara lain dengan kemampuan membatik ciprat. Dikatakan, kain batik ini akan diproduksi dalam jumlah besar di 19 lokasi binaan yang tersebar di Indonesia.

Untuk kepentingan produksi seragam batik ciprat tersebut, pihak BBRSPDI menyelenggarakan pelatihan bagi para pendamping sosial. Selanjutnya para pendamping akan meneruskan ketrampilan membatik ciprat pada para penyandang disabilitas intelektual binaannya.

“Pada tahap pertama batik ciprat juga akan digunakan oleh para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemensos dalam waktu dekat. Kemudian diteruskan menjadi seragam semua pegawai Kemensos. Terkait seragam ini masih dibahas anggarannya di Kemensos,” ujar Langgeng. Saat ini, jelasnya, sudah ada beragam model dalam katalog batik ciprat yang bisa dipilih menjadi seragam. Batik ciprat juga dapat dimodifikasi dengan berbagai corak sesuai selera pemesannya.

“Namun demikian, dalam pembuatan batik ciprat juga harus memperhatikan soal pembuangan limbah. Hal itu agar nantinya limbah batik tidak menimbulkan masalah pada lingkungannya,” tuturnya.

Kepala Bidang Resosialisasi dan Bimbingan Lanjut, BBRSPDI Kartini Temanggung, Ambarina Murdiati, menambahkan, BBRSPDI telah mempunyai 19 binaan di 19 lokasi. Antara lain tiga lokasi di Blitar, dua lokasi di Kulonprogo. Lainnya di Semarang, Magetan, Ponorogo, Banyumas, Pekalongan, dan Wonosobo.

“Mestinya mulai Maret ini sudah menjadi seragam pegawai Kemensos. Itu akan diproduksi di 19 lokasi binaan. Nantinya akan ada semacam Surat Edaran dari Mensos untuk mendukung kebijakan tersebut,” tutup Ambarina.

Penulis : MC.TMG/Tosiani;Ekape

Editor : WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait