Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Bantuan Kuota Mempercepat Pembelajaran Daring
- 06 Oct
- yandip prov jateng
- No Comments

BATANG – Dalam mengikuti pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, peserta didik kini tidak perlu mengalami kesulitan jaringan, karena Kementerian Agama (Kemenag) RI bekerja sama dengan salah satu provider kartu seluler, membagikan kuota ke seluruh madrasah di Kabupaten Batang.
“Bantuan kartu perdana ini, alhamdulillah dapat memacu peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam jaringan (Daring) para pelajar, karena kebutuhan kuota untuk satu bulan terpenuhi. Jadi tidak ada alasan bahwa anak tidak mengikuti KBM Daring, sebab sudah terpenuhi kuotanya,” kata Wakil Kepala Bidang Kehumasan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batang, Dwi Haryono, usai mendampingi wali kelas membagikan kartu kuota perdana, di ruang kelas MAN Kabupaten Batang, Senin (5/10/2020).
Lebih lanjut, dia menerangkan, bulan November mendatang pun pihak sekolah akan mengupayakan pengisian ulang kuota, supaya dapat melanjutkan pembelajaran daring kembali.
“Kuota yang disiapkan untuk setiap siswa sebesar 30 gigabyte dan dapat digunakan selama sebulan,” tuturnya.
Dwi mengungkapkan, selama ini anak didiknya mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring karena tidak adanya kuota. Maka untuk mempermudah pembelajaran, pihak MAN Batang segera menganggarkan untuk pengisian kuota siswa di bulan November hingga Desember mendatang.
“Anggarannya diperoleh dari sejumlah kegiatan yang belum sempat terealisasi dan kami alihkan untuk pengisian kuota seluruh peserta didik,” terangnya.
Dwi mengaku, pembelajaran daring yang selama ini diikuti anak didiknya memang kurang maksimal dalam pemahaman materi yang disampaikan guru. Pihaknya berharap, ke depan ada proses pembelajaran secara tatap muka, sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
“Kami memanfaatkan aplikasi Google Clasroom, WhattsApp dan Classmeet untuk proses pembelajaran daring hingga ulangan harian” bebernya.
Pihaknya bersama seluruh guru mengharapkan, agar KBM tatap muka di bulan Januari tahun depan dapat terwujud. Karena menurutnya, pembelajaran daring masih memiliki kekurangan yaitu pemahaman siswa akan materi yang disampaikan menjadi tidak maksimal.
“Kalau KBM tatap muka sudah diizinkan, pihak sekolah akan menerapkan disiplin protokol kesehatan. Mulai dari mengukur suhu tubuh saat di pintu gerbang, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tempat duduk yang berjarak antar siswa serta tiap kelasnya hanya berisi 18 anak,” ungkap Dwi.
Salah satu siswi kelas X MIPA 2, Hilda Riskiamah Dani mengutarakan, selama pandemi Covid-19, dirinya bersama teman-teman sekelasnya mengikuti KBM secara daring dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
“Ada mudah dan susahnya. Susahnya terkadang tidak ada sinyal, itu menjadikan pelajaran-pelajaran lainnya tertinggal, kalau senangnya, lebih santai karena tidak dikejar-kejar waktu,” ujarnya.
Setelah ada pembagian kuota gratis, ia bersyukur nantinya saat mengikuti pembelajaran daring kembali, akan jauh lebih lancar.
“Insya Allah, saya dan teman-teman tidak ada yang mengalami kehabisan kuota sehingga tidak perlu absen lagi,” katanya.
Menurut dia, meskipun pembelajaran tatap muka tetap lebih baik, namun di sisi lain pembelajaran daring dapat melatih kemandirian dalam memecahkan permasalahan dengan mencari jawaban secara online. Kemudian ditanyakan kebenaran jawaban dari sebuah soal kepada guru menggunakan aplikasi WhattsApp.
“Saya harap dapat belajar langsung dengan tatap muka, supaya saling kenal satu sama lain. Jadi hubungan sosial antar siswa dengan guru juga terjalin. Kalau di rumah, cuma sendiri, jadi suasananya tidak menyenangkan,” imbuhnya.
Penulis : Mc Batang Jateng/Heri
Editor : dnk/Diskominfo Jateng