BANSER NU KOTA SEMARANG SIAP KAWAL KONDUSIFITAS KOTA SEMARANG

  • 15 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG-Keberagaman dan kebhinekaan adalah anugerah sekaligus aset bangsa Indonesia yang sangat berharga. Inilah sesungguhnya yang menjadi perekat perbedaan yang dibungkus dengan toleransi dan tenggang rasa.

“Teramat sayang, negeri ini justru kerap mengingkari anugerah itu. Indonesia yang didirikan para ulama bersama elemen lain yang menyatukan perbedaan kini justru menghadapi persoalan rapuhnya toleransi,” tandas Wali Kota Semarang Hendar Pribadi saat menjadi Pembina Apel penutupan Diklatsar dan Pembaitan ratusan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang, di MTS Al-Islam Kelurahan Sumurejo, Gunungpati Semarang, Minggu (14/5).

Selanjutnya Hendrar Prihadi mengatakan, toleransi jika tak dipelihara dengan baik dan dibiarkan kosong, bangunan-bangunan tenggang rasa akan ambruk di sana-sini. Jika tak dibangun kembali bisa berakibat fatal.

“Dalam kekosongan itu rakyat menjadi mudah dijejali fanatisme kebablasan yang lebih menonjolkan identitas diri, golongan, bahkan fanatisme berkedok agama,” ujar Hendi, sapaan walikota.

Untuk itu, walikota meminta kepada Ansor dan Banser dapat menjadi elemen utama dalam mengawal kebhinekaan. Sebab, di dalam kebhinekaan sejatinya terkandung ikhtiar untuk merajut setiap perbedaan demi memperkuat persatuan.

Wali Kota sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai wahana untuk memupuk rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap kepentingan masyarakat. “Di manapun saat dibutuhkan, Banser harus siap mendarmabaktikan dirinya untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa,” katanya disambut aplaus peserta.

Ia pun mengingatkan kepada peserta Diklatsar agar nantinya setelah dilantik menjadi anggota banser harus bisa mengayomi seluruh warga Semarang. “Jangan semuanya dikedepankan dengan emosi nanum semuanya harus melalui pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan budaya kita” tuturnya.

Mengakhiri sambutan pihaknya kembali berpesan agar jangan mudah terpancing dengan isu dan provokasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal. Jika mendengar seperti itu segera sampaikan ke Kapolrestabes, Dandim, atau bisa juga bisa langsung ke Saya, urai Hendrar Prihadi. “Kedepankan pemikiran yang lebih rasional. Panjenengan semua adalah kader dari sebuah organisasi yang mapan jangan mau disetir oleh kelompok kiri dan kanan. Jika itu semua bisa dijalankan maka kota semarang akan menjadi pioneer bagi pemeliharaan kondusifitas” harap Wali Kota Hendrar Prihadi

Semenatra Ketua Panitia penyelenggara Suhermanto, menyampaikan diklatsar banser ini merupakan angkatan ke 9 yang diikuti 100 peserta dari Kota Semarang. “Dari jumlah tersebut yang paling tua berusia 61 tahun dan termuda pemuda berusia 16 tahun” jelasnya. Diharapkan dengan adanya diklatsar sebagai kawah candra dimuykanya kader ansor Kota Semarang menjadi pelopor gerakan sosoal dan keagamaan di Kota Semarang.

Berita Terkait