Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
AWAS, BANJIR DAN LONGSOR KEMBALI TERJANG JEPARA
- 09 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments

JEPARA – Warga Jepara dihimbau selalu waspada. Bencana banjir dan tanah longsor kembali menerjang wilayah tersebut, Kamis (8/2). Tidak ada korban jiwa namun kerugian materiil akibat bencana alam ini mencapai jutaan rupiah.
Di Jepara selatan, rumah milik Miftah, warga RT 06 RW 02 Dukuh Randubango Desa Pancur Kecamatan Mayong dilaporkan roboh akibat tanah longsor. Hal ini seiring hujan yang terus mengguyur dan debit air yang meninggi sehingga mengakibatkan kontur tanah menjadi tidak stabil dan memicu longsoran tanah.
“Kami langsung terjunkan tim assesmen ke lokasi kejadian,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, Kamis (8/2).
Selain tanah longsor, kata Arwin bencana juga menerjang Dukuh Tempur Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo. Sejak Kamis pagi, air banjir menggenangi rumah warga di kawasan tersebut. Ketinggian air bahkan mencapai 2 meter.
“Tim juga diterjunkan ke sana. Kita data dampak dan sekaligus mencari solusi agar air cepat surut,” tandasnya.
Rumah korban yang longsor dihuni oleh lima orang yakni Miftah, Amalia dan tiga anaknya masing-masing Mala, Ilham dan Livia. Kejadian longsor sekitar pukul 05.00 WIB.
“Waktu itu kondisinya masih hujan. Untung kelima korban sudah mengantisipasi karena tembok kamar agak retak. Jadi waktu kejadian korban sudah diluar rumah. Pondasinya roboh jadi separuh rumah ikut roboh,” ujarnya.
Sementara itu, banjir setinggi sekitar 2 meter yang melanda Dukuh Tempur Desa Sumberrejo Kecamatan Donorojo menggenangi rumah warga dan beberapa fasilitas publik seperti sekolah. Dua gedung sekolah yakni MI 2 Sumberrejo dan MTs juga turut terendam air tersebut.
Menurut Camat Donorojo Sutana, air mulai masuk dan meninggi sekitar pukul 05.00 WIB. Puncaknya sekitar pukul 06.00 WIB, di beberapa titik ketinggian air bisa mencapai 3 meter. Akan tetapi, mulai pukul 09.00 air mulai surut. Air ini berasal dari pertemuan tiga sungai yakni sungai Pasokan, sungai dari Dukuh Gingsing dan sungai dari Desa Jugo. Karena debit air terlalu besar sehingga tidak mampu ditampung dan meluber ke pemukiman warga. Banjir yang melanda tersebut, kata Sutana, setidaknya terdampak di lima RT yakni RT 11, RT 21, RT 22 RT 31 dan RT 32. Lebih lanjut Sutana mengungkapkan, kondisi ini akan sering terjadi jika tidak ditangani. Yang perlu dilakukan, katanya, yakni membuat sodetan di Sungai Pasokan agar jika debit air tinggi, air tidak meluber dan menggenangi rumah warga.
Untuk setiap desa yang terdampak bencana setidaknya diberikan 10 dus mie instans, 20 botol kecap, 10 botol saos, 10 dus air mineral, 5 kg gula pasir, 2 kg minyak goreng, kopi 60 bungkus/sachet, susu cair 60 bungkus/sachet. Sementara untuk bahan banjiran diberikan 2000 lembar zak dan 100 lembar bronjong kawat. Logistik ini sebagian besar untuk warga masyarakat yang bekerja bakti membersihkan material maupun sisa banjir dan longsor (Diskominfojepara@dian).