Alokasikan Rp1,8 Miliar untuk Program Padat Karya Tunai

  • 07 May
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

 

WONOGIRI – Pemerintah terus berupaya menekan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Salah satunya, dengan menggulirkan Program Padat Karya Tunai (PKT) atau Cash for Work pada program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) TA 2021. Program yang digawangi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut, memberikan kesempatan kerja melalui pembangunan infrastruktur bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang terdampak pandemi Covid-19.

 

Di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2021 ini, dana yang dialokasikan untuk PKT mencapai Rp1,8 miliar untuk tiga desa yakni Desa Bulusulur, Pokoh Kidul, Sendang, dan tiga kelurahan yaitu Kelurahan Giriwono, Wonoboyo, dan Wuryorejo. Peluncuran program ini diselenggarakan sederhana dengan protokol kesehatan ketat, di Area Kolam Keceh, Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Rabu (6/5/2021).

 

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan pekerjaan PKT utamanya meliputi pembangunan infrastruktur yang mendukung produktivitas masyarakat, serta memberi kontribusi pada kesejahteraan masyarakat di masa pandemi.

 

“Program ini sebagai inovasi pemerintah untuk senantiasa memberikan satu ruang edukasi, harus berkarya, dan bekerja dan aktif memanfaatkan program yang ada agar terwujud keseimbangan antara pemulihan ekonomi dan pemulihan kesehatan di era pandemi,” kata bupati yang akrab disapa Jekek ini.

 

Setelah selesai 60 hari penyelenggaraan PKT Kotaku, Jekek berharap ada upaya pendampingan agar hasil karya masyarakat dalam padat karya dapat dimanfaatkan dengan baik.

 

“Sebagai wilayah yang menginspirasi kita semua, pembangunan harus berkelanjutan. Kemanfaatan juga harus berkesinambungan, dan saya berharap hasil dari PKT ini bermanfaat secara optimal bagi semua pihak,” ujarnya.

 

Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri mengatakan, program PKT Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan warga setempat sebagai pelaku pembangunan.

 

“Infrastruktur yang dimaksud khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi, seperti pembangunan gorong-gorong dan aliran air. Diharapkan manfaatnya dapat langsung memberikan kontribusi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pascapandemi Covid-19,” ujarnya.

 

Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke pelosok desa.

 

“Pola pelaksanaan PKT nanti juga harus memperhatikan protokol physical dan social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Heru Utomo.

 

Pada peluncuran program tersebut, tiga orang perwakilan Penerima PKT hadir untuk menerima alat kelengkapan kerja secara simbolis dari Bupati Wonogiri, yaitu, Suyatmi, Tamin, dan Surip. Saat ditemui, Surip mengaku saat senang dapat ambil bagian dalam Program PKT di desa Bulusulur.

 

“Saya senang sekali, sungguh. Sudah tiga bulan saya tidak dapat proyek, tidak bekerja, cuma serabutan, kadang cuma nganggur di rumah. Program PKT ini membantu sekali bagi keluarga saya. Sebelumnya saya ikut pemborong (kontraktor), tapi tahun 2021 proyeknya stop,” ujar Surip.

 

Tak jauh berbeda, Tamin, mengaku dirinya sudah setahun tidak bekerja karena proyek perumahan yang diikutinya berhenti pasca terdampak pandemi Covid-19. Lelaki berusia 77 tahun tersebut mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Wonogiri dan Kementerian PUPR yang telah peduli dan memberikan kesempatan baginya untuk dapat bekerja kembali.

 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Bupati dan Pak Menteri, dengan adanya program ini, saya bisa kerja lagi. Bisa gosrek (kegiatan kebersihan), bisa bikin kalenan (aliran air/drainase), bisa aktif lagi dan dapat penghasilan untuk menghidupi keluarga,” katanya.

 

Penulis: KontributorWonogiri

Editor: WH/DiskominfoJtg

 

 

Berita Terkait