AKSI SOLIDARITAS UNTUK GURU MENINGGAL DIANIAYA MURID

  • 19 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

JEPARA-Meninggalnya guru SMA N 1 Torjun, Sampang, Ahmad Budi Cahyono akibat dianiaya muridnya, mengundang keprihatinan rekan seprofesi. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jepara, menggelar aksi solidaritas pengumpulan sumbangan sukarela. Dana yang terhiimpun, Sabtu (17/2) lalu diserahkan kepada keluarga korban di Madura.
“Keberangkatan kami ke Sampang, Madura, adalah untuk menyampaikan rasa ikut berduka cita dari kawan-kawan guru di Jepara. Sekaligus juga menyerahkan dana duka cita yang kami himpun dalam waktu singkat dari seluruh guru di Jepara,” kata Ketua PGRI Kabupaten Jepara Kiswadi, Senin (19/2).
Nilai bantuan yang diserahkan hampir mencapai Rp. 62 juta. Kiswadi bersama lima perwakilan pengurus PGRI Kabupaten Jepara menyerahkan langsung kepada istri almarhum, Sianit Sinta, disaksikan orang tua korban.
Perwakilan pengurus yang ikut dalam rombongan ini adalah Hartoyo (sekretaris), Edy Utoyo (bendahara), dan Sudiharto (ketua cabang Pakisaji). Juga Sunarto (kacab Kalinyamatan) dan Rumani (kacab Kedung).
“Kami berterima kasih karena pejabat Sampang Pak Djuwardi berkenan mengantar kami serta turut menyaksikan saat kami menyampaikan ikut berduka cita,” lanjutnya.
Aksi solidaritas ini, kata Kiswadi, dilandasi posisi PGRI sebagai organisasi profesi terpercaya yang harus konsen akan fungsi dan perannya sehingga harus hadir kepada setiap anggota yang mengalami kesulitan. PGRI senantiasa memberi bantuan pelayanan kepada guru, baik yang bersifat akademik pada peningkatan kompetensi profesi, maupun nonakademik yang bersifat perlindungan profesi dan sosial.
Meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru yang berstatus GTT ini berawal saat korban mengisi pelajaran di kelas XII, Kamis (1/2). Korban menegur pelaku karena tidak menghiraukan pelajaran. Beberapa kali ditegur, pelaku malah mengganggu teman-temannya sehingga terjadi debat antara keduanya. Pelaku kemudian menganiaya korban.
Setelah peristiwa itu korban pamit pulang kepada kepala sekolah. Namun sore harinya ada kabar mengejutkan dari keluarga korban, bahwa di rumah korban tidak sadarkan diri. Sempat dilarikan ke rumah sakit di Sampang, kondisi kritis memaksa pihak rumah sakit merujuk ke Surabaya. Namun, nyawa korban tetap tidak tertolong.
Berkaca dari kasus ini, Kiswadi menghimbau anggotanya di Jepara untuk senantiasa menjalankan tugas secara profesional. “Melalui profesionalitas itu jangan memberi celah sedikit pun kepada murid untuk bersikap kasar kepada guru. Tetap tunjukkan sikap kasih sayang kepada mereka,” katanya. (Sulismanto)

Berita Terkait