AKADEMI KOMUNITAS SEMEN INDONESIA RESMI BERDIRI DI REMBANG

  • 08 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

REMBANG-Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang resmi berdiri di Kabupaten Rembang. Peresmian dihadiri Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi Pendidikan Tinggi, Patdono Suwignjo, Komisaris Utama PT. Semen Indonesia, Letjen Purn. Sutiyoso, Direktur PT. Semen Indonesia, Agung Yunanto di halaman Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Jalan Pemuda Rembang, Kamis (04/5/2017).

Agung Yunanto pada kesempatan itu menyampaikan Akademi Komunitas yang akan memakai salah satu gedung di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Rembang akan membuka 3 jurusan, meliputi tekhnik operasi mesin dan peralatan industri, tekhnik perawatan mesin dan peralatan industri serta otomasi perkantoran. Nantinya mahasiswa bisa belajar langsung di pabrik semen Rembang.

“AKSI sudah menjalin kemitraan dengan 15 anak perusahaan PT. Semen Indonesia. Dengan demikian peluang kerja sangat terbuka,”tuturnya.

Ia juga mengungkapkan AKSI di Gresik Jawa Timur sangat direspon positif di dunia kerja. Sebelum mahasiswa lulus, sudah dipesan oleh sejumlah perusahaan.

Sementara itu, Komisaris Utama PT. Semen Indonesia, Letjen Purn. Sutiyoso menganggap keberadaan AKSI dapat memajukan kualitas pendidikan di Kabupaten Rembang. Yang perlu diwaspadai niat baik terkadang tak lepas dari gangguan pihak – pihak tertentu.

“Contohnya penolakan pabrik semen yang mengatasnamakan masyarakat sekitar pabrik. Padahal warga yang menolak pabrik semen sangat sedikit, justru mayoritas masyarakat memohon agar pabrik semen lekas dioperasikan. Maka setiap muncul hambatan, dapat diatasi bersama – sama, antara investor dan pemerintah.”

Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Patdono Suwignjo berharap kehadiran Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) mampu mengurangi tingkat pengangguran di daerah setempat.

Menurutnya, akademi komunitas merupakan makhluk baru sejak 2013 yang fokus pada pendidikan vokasi dengan komposisi 30 persen teori dan 70 persen praktek. Hingga saat sekarang, sudah ada 90 akademi komunitas di seluruh Indonesia.

“Setiap lulusan pendidikan vokasi, pada akhir 2019 nanti tidak boleh ada yang menganggur. Semua harus terserap (bekerja). Namun dari 90 akademi komunitas di seluruh Indonesia, kini tinggal 40 saja yang masih eksis karena tidak bekerjasama dengan industri,” katanya.

Patdono mengemukakan, akademi komunitas yang suskes punya setidaknya tiga ciri, yaitu bekerjasama dengan industri, 50 persen dosennya dari perguruan tinggi dan 50 persennya lagi dari industri, serta tersedia tempat magang bagi mahasiswanya.

“Nah, AKSI memiliki semuanya. Di sini tidak hanya bekerjasama, tetapi AKSI ini didirikan oleh Semen Indonesia Foundation. Dosennya juga pasti sesuai aturan proporsi. Setahun nanti kita akan cek lagi. Kalau (dosennya) tidak proporsial, kita tegur,” tandasnya.

Ia menegaskan, dengan pendidikan selama dua tahun yang terdiri atas enam bulan teori dan 1,5 tahun praktek, mahasiswa akademi komunitas akan langsung siap kerja ketika lulus. Bahkan, di beberapa tempat, mahasiswa yang belum sampai lulus sudah “dipesan” industri.

“Sebab saat magang ini, mahasiswa akademi komunitas tidak akan dibiarkan untuk sekadar melihat, tetapi juga melakukan pekerjaan langsung dengan diawasi yang ahli. Jadi begitu lulus, tak akan lagi canggung bekerja. Apalagi jika tempat magang adalah calon tempat kerjanya,” katanya.

Sedangkan Bupati Rembang memastikan keberadaan Akademi Komunitas Negeri (AKN) dan Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) tidak akan saling bersaing dalam hal penerimaan calon mahasiswa baru. Antara AKN yang berkampus di utara alun-alun Rembang dengan AKSI sudah sepakat bahwa keduanya kelak saling melengkapi, melalui persaingan secara sehat. (Kontributor Humas Rembang)

Berita Terkait