Ajak Pimpinan Ponpes Doakan Pandemi Covid Segera Sirna

  • 16 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

PURBALINGGA – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengunjungi para pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Purbalingga untuk mengajak para pimpinan Pontren yang juga tokoh agama ini, untuk turut mendoakan kebaikan bersama di tengah musibah wabah Covid-19 ini.

“Kami mohon didoakan agar pandemi Covid-19 ini dapat lekas sirna dari Kabupaten Purbalingga dan Indonesia,” katanya saat mengunjungi Pondok Pesantren Roudlotuh Tholibin, Desa Kalitinggar Kecamatan Padamara, Rabu (15/4/2020) .

Tiwi menjelaskan, kunjungan ini juga sebagai bentuk perhatian pemda atas kontribusi para pimpinan pondok pesantren dalam membangun Kabupaten Purbalingga khususnya di bidang keagamaan, pendidikan dan pembinaan umat.

Beberapa Ponpes yang dikunjungi selain Roudlotul Arifin (Blater), yakni Daarul Ishlah (Sokawera), Roudlotuth Tholibin (Kalitinggar), Sunan Gringsing (Gemuruh), Al-Iktihad (Gemuruh) dan Az-Zuhriyah (Karangsentul).

Salah satu kebijakan pemerintah pusat terkait aktivitas pondok, yakni meliburkan para santri sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Meski demikian, sejumlah pondok pesantren di Purbalingga memilih tidak memulangkan santrinya, dengan pertimbangan jarak tempat tinggal santri yang apabila dipulangkan justru akan berpotensi terpapar virus corona.

“Karena masih banyak pondok yang harus membiayai kebutuhan hidup para santri, pemkab juga memberikan bantuan sembako agar beban pengurus pondok dapat sedikit diringankan,” kata Bupati Tiwi.

Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotuh Tholibin, M Ridwan Fudholi menyampaikan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Dirinya mendoakan supaya Kabupaten Purbalingga senantiasa diberi keselamatan dan pandemi Covid-19 ini cepat berlalu tanpa menimbulkan banyak kerugian dan penderita.

“Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Purbalingga atas bantuan yang telah diberikan ini. Kami mohon maaf karena ada sebagian santri yang dipulangkan, terutama dari daerah yang jauh. Namun masih ada 30 santri di sini dan kami harus menanggung kebutuhan sehari-harinya,” jelas Ridwan.

Penulis: Gn/Humas
Editor: dnk/Diskominfo Jateng

Berita Terkait