PURBALINGGA DIKEPUNG FORMALIN

  • 07 Jun
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA- Dari 2 hari pemantauan pengawasan makanan di dua pasar Bantarbarang Kecamatan Rembang dan pasar Kutawis Kecamatan Bobotsari ternyata peredaran makanan berformalin dan boraks semakin marak. Dari 9 sampel di pasar Bantarbarang terdapat 5 positif formalin 3 positif memakai pewarna makanan dan 1 sampel negatif.
Kemudian untuk pasar Kutawis dari 17 sampel terdapat 5 positif formalin, 2 positif menggunakan zat pewarna makanan dan sisanya negatif. 5 positif formalin pada makanan baso super, otak-otak, empek-empek, ikan bandeng segar, teri. 2 positif zat pewarna tekstil terdapat pada kerupuk canthir pada 2 pedagang yakni Ibu Tuminah dan Bpk Muhajir.
Salah satu​ pengujian makanan, Samsul Arifin mengatakan makanan berformalin bisa dilihat secara visual, yakni apabila makanan basah seperti baso, mi basah, atau otak-otak kalau ditekan akan terasa sangat kenyal. Kemudian untuk makanan yang mengandung boraks bisa dengan tusuk gigi yang telah di lumuri  kunyit, kemudian di jemur sampai kering.
” Pakai tusuk gigi tersebut, untuk menusuk makan yang mengandung formalin, kemudian didiamkan beberapa detik sampai basah. Setelah itu dicabut, jika ada perubahan warna kuning kecoklatan maka bahan makanan tersebut mengandung boraks,” katanya.
Kemudian secara visual lanjut Samsul juga bisa dilihat dengan melihat kerumunan lalat, apabila makanan basah seperti daging, ayam tidak di kerumunan lalat maka perlu dicurigai, makanan tersebut bisa mengandung boraks atau formalin atau bahan pengawet lainnya. “Kalau sudah ada tanda-tanda tersebut diharapkan masyarakat untuk tidak membelinya​,” tambahnya.
Samsul juga mengatakan pencucian khususnya menggunakan dengan air panas tidak menghilangkan formalin atau boraks, karena keduanya bersifat sistemik, yakni merasuk ke dalam makanan.Selain itu untuk mengecek kandungan formalin, borax dan zat pewarna makanan bisa juga menggunakan alat pendeteksi uang yakni dengan lampu ultraviolet. Caranya sama dengan mengetes uang, yakni dengan mendekatkan makanan​ ke lampu maka akan terlihat warnanya menyala.
 “Sekarang malah ada  modus baru, yakni boraks dicampur di kuah bakso atau mi sehingga makanan akan kenyal,” katanya.
Salah satu pedagang pasar Kutawis, Yati (42 tahun) alamat Desa Kutawis RT01/09 mengatakan makanan seperti otak-otak dibeli dari Pasar Segamas di blok E dan F. Yati mengaku makanan yang dijualnya tidak mengandung formalin dikarenakan sudah dikemas dalam kemasan plastik dan telah berlabel dari dari Dinkes dan sudah ada nomor P.IRT.
Setelah mengetahui ada formalinnya, Yati tidak akan menjualnya, karena akan membahayakan para pembeli. “Barang nanti akan dikembalikan dan biasanya diganti dengan uang oleh agennya,” pungkasnya. (Sap’$)

Berita Terkait