2 KORIDOR BRT BERALIH RUTE

  • 11 Aug
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG-Akibat penyelesaian infrastruktur Underpass Jatingaleh yang molor hingga 31 Agustus,  mengakibatkan sejumlah permasalahan muncul di sana. Di antaranya permasalahan 2 koridor BRT (Bus Rapid Trans) yang molor jadwal tiba akibat underpass tersebut. 2 koridor tersebut adalah koridor II (Sisemut-Terboyo) dan koridor VI (Unnes-Undip).

Idealnya ketika dilepas dari pool, jarak antar bus adalah 10 menit, kecuali pagi hari saat masuk sekolah dan kantor bus diatur 5 menit sekali, karena harus melewati Jatingaleh yang sangat crowded arus lalu lintasnya. Bus harus mengejar jarak dengan bus di depannya, jarak antar bus bisa molor hingga 20 sampai 25 menit sekali.

Koridor II trans Semarang adalah koridor yang sedang dipantau terus pelayanannya kepada pengguna jasa. Baik dari kualitas bus, interval bus, bahkan sampai dengan emisi gas buang armadanya. Ditambah dengan kemacetan Jatingaleh, keluhan pengguna jasa pastinya akan bertambah. Dan pastinya pendapatan di koridor II Trans Semarang akan menurun. Karena ketika penumpang sudah terlalu lama menunggu bus karena Interval molor efek dari pembangunan Underpass Jatingaleh, pastinya penumpang akan memilih moda transportasi lain, apalagi sekarang sudah banyak jasa transportasi  online.

Data Dinas Perhubungan Semarang menyebutkan untuk koridor II pada Bulan Januari 2017 total penumpang 196.469 penumpang per hari 6.337 penumpang. Sedangkan pada bulan Juli kemarin total penumpang sebulan 175.525 orang dengan rata-rata per hari 5.662 penumpang. Artinya ada penurunan sekitar 20.000 penumpang per bulan jika dibandingkan dengan awal tahun 2017 ini. Sebenarnya selain terdampak pembangunan Underpass Jatingaleh, jumlah penumpang Trans Semarang yang cenderung menurun juga dikarenakan imbas dari beroperasionalnya Trans Jateng.

Untuk mengantisipasi efek dari kemacetan yang terjadi pada kendaraan, seperti kampas kopling terbakar, mesin overheat, dan lain sebagainya, mulai awal Agustus ini Dinas Perhubungan Kota Semarang memberlakukan pengalihan rute pada jam-jam tertentu di mana untuk armada koridor II yang arah ke Sisemut dan armada koridor VI yang mengarah ke Undip akan dialihkan jalurnya melalui Jalan Semeru menuju stadion Jatidiri dan kemudian ke kiri Jalan Karangrejo sampai dengan jembatan tol Jatingaleh belok ke kanan.

“Ini untuk menghindari kemacetan di tanjakan Jatingaleh dari perempatan Kaliwiru sampai dengan Jalan Ksatrian. Jalur ini lebih baik karena selain tidak macet juga kondisi jalan relatif landai. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena dengan kepadatan seperti itu, ditambah jika ada bus kami yang mogok karena overheat atau kampas kopling terbakar, bisa jadi bus kami malah menambah kemacetan yang terjadi. Karena ketika kepadatan Jatingaleh pada puncaknya, bisa dipastikan 4 sampai 6 armada kami terjebak di situ”, jelas Ka Sub Bag TU UPTD BRT, Ade Bhakti.

“Pengalihan rute ini hanya sementara saja, sampai dengan Underpass Jatingaleh selesai. Dengan diberlakukan pengalihan rute BRT tersebut, penumpang di shelter Don Bosco yang akan menggunakan armada BRT bergeser ke shelter Jalan Semeru, sedangkan penumpang shelter Jalan Kesatrian disarankan geser ke shelter Jatingaleh depan Kelurahan Jatingaleh”, lanjutnya.

Dinas Perhubungan sendiri untuk mensosialisasikan kepada penumpang BRT yang menggunakan koridor II dan VI, menggunakan berbagai cara. Diantaranya dengan menempelkan  pengumuman di dua shelter tersebut. Selain itu berkoordinasi dengan teman-teman paguyuban angkot yang melintas di Jalan Karangrejo Raya Jatingaleh.

Berita Terkait