Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
18 TAHUN NADYA DEWI DIMINTA TERUS KONSISTEN LESTARIKAN MUSIK KERONCONG
- 15 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

PURBALINGGA – Himpunan Artis Musik Keroncong Republik Indonesia (HAMKRI) dari Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan tuan rumah Purbalingga, hadir pada peringatan 18 tahun berdirinya salah satu grup keroncong kebanggaan Kota Purbalingga yaitu Nadya Dewi.
Berbagai lagu dibawakan dalam alunan musik keroncong, baik dari lagu campur sari, pop, ataupun lagu asli keroncong dibawakan apik membawa suasana damai bagi para hadirin yang memadati gedung Keroncong Purbalingga tempat di gelarnya acara peringatan 18 tahun Nadya Dewi, Sabtu malam (13/01).
Menurut Ketua Penyelenggara kegiatan sekaligus ketua grup Nadya Dewi, Nandang Wijaya menyampaikan, sedianya acara akan digelar di bulan Desember namun mengingat banyaknya kegiatan di bulan tersebut, maka baru di bulan Januari pihaknya bisa menyelenggarakan kegiatan.
“Terima kasih atas kedatangan teman-teman HAMKRI dari seluruh Barlingmascakeb, dan semoga niat tulus kita melestarikan salah satu budaya bangsa dapat selalu mendapat ridho dari yang maha kuasa serta musik keroncong akan selalu jaya di hati penggemarnya,” kata Nandang.
Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH. MM. melalui Asisten 1 Bidang Pemerintahan & Kesejahteraan Rakyat Drs. Agus Winarno M.Si. menyampaikan apresiasi dan penghargaan tinggi dan berharap kiprah nadya dewi melestarikan musik keroncong di Purbalingga terus berlanjut dengan selalu melakukan regenerasi secara konsisten sehingga kaum muda akan terus tergerak ikut serta dalam pelestarian budaya bangsa khususnya musik keroncong.
“Saya contohkan ketika kemarin kami melaksanakan lomba karawitan, semua elemen ASN Purbalingga dari yang tertua sampai kaum mudanya ikut tergerak bersama-sama berlatih, sehingga dengan sedikit dipaksakan karena harus bisa, namun paling tidak akan mengenali dan tertanam rasa memiliki budaya sendiri, dan terjalin kerjasama yang baik,” kata Agus.
Pelestarian musik keroncong, lanjut Agus, juga harus mampu melihat berbagai peluang bagaimana musik keroncong nantinya dapat menempati hati para penikmat musik, selain menggali kemauan para kaum muda dalam upaya mengenalkan musik keroncong sebagai warisan budaya yang perlu dijaga sekaligus dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
“Purbalingga kota wisata, bahkan kunjungan wisatanya peringkat ke empat se Jawa Tengah, dan prestasi yang telah kita raih itu semoga ditangkap dengan baik bagaimana menciptakan peluang dimana musik keroncong akan menjadi salah satu daya tarik bagi dunia wisata di Purbalingga,” kata Agus. (PI-5).