Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
10.000 POHON DITANAM DI ASINAN
- 22 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

BANJARNEGARA-Himpunan Mahasiswa D3 Perencanaan Sumber Daya Lahan (Himasela) Fakultas Pertanian Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman), menggelar kegiatan sosialisasi penghijauan dan gerakan tanam pohon yang bertajuk Gelar Fungsi Lahan, Hijaukan Bumi (Rinjani) 2018 di Desa Asinan Kecamatan Kalibening, Minggu (21/1).
Wakil Ketua umum Himasela, Agus Dianto Riandi, mengatakan bahwa penghijauan ini adalah program Himasela yang setiap tahun diselenggarakan secara berkala. Sebelumnya, kegiatan dilaksanakan di Desa Sijenggung dan kali ini diadakan di Desa Asinan.
“Ini adalah salah satu bentuk pengabdian mahasiswa untuk berperan aktif melestarikan lingkungan, Harapannya nanti, penghijauan ini dapat membantu mengatasi area kritis disekitar Asinan dan ini adalah tindakan konservasi lahan untuk mencegah bencana tanah longsor”, ungkapnya.
Sepuluh ribu pohon bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup ditanam dalam kegiatan penghijauan ini.
“7500 pohon mahoni, 2500 pohon sirsak, 500 pohon jati”, tambah Agus.
Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin, mengunjungi Desa Asinan tempat kegiatan berlangsung dan memberi apresiasi kepada Himasela karena telah turut serta melakukan konservasi dalam wujud nyata.
“Ada sebuah semangat yang sangat luar biasa, semangat seperti inilah yang dibutuhkan di Banjarnegara. Mahasiswa Unsoed melakukan aksi nyata dalam mewujudkan konservasi di Banjarnegara. Hal seperti ini sangat perlu diapresiasi, harapannya nanti kegiatan seperti ini akan terus ada”, kata Wabup
Bencana demi bencana terjadi di Banjarnegara, dari peristiwa di dusun Gunung Raja beberapa tahun yang lalu, kemudian di Jemblung kecamatan Karangkobar dan sekarang di Bantar mengalaminya. Upaya konservasi secara terprogram harus disusun sedemikian rupa. Komoditas tanaman apa yang paling tepat ditanam di Banjarnegara juga harus ditata mulai dari sekarang..
“Apa yang terjadi di Asinan ini oleh mahasiswa Unsoed mudah-mudahan mendorong semangat kita sekalian untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Terlambat lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa”, imbuhnya.
Ketika Banjarnegara mencanangkan sebagai kabupaten konservasi, kami juga ingin sekolah-sekolah di Banjarnegara memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada dilingkungan sekolah bernilai tanaman.
Mari kita perbaiki semuanya bersama-sama, menyelamatkan anak cucu kita kelak, jangan sampai ketika terjadi sesuatu kita baru menyesalinya. Kelak apa yang kalian tanam akan menjadi monumen yang tidak akan terlupakan.
“Mahasiswa Unsoed ini telah menjadi bagian penyelamat di Banjarnegara, pungkas Wabup. (Dhian Banjarnegara)