Beras Organik Wonogiri Diekspor ke Lima Negara

  • 16 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

 

 

 

WONOGIRI – Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Pengayom Tani Sejagad telah melakukan ekspor beras organik hasil budi daya petani Wonogiri ke lima negara. Perusahaan tersebut mampu mengekspansi pasar internasional sejak 2019 untuk beras organik merek Sunria ke Amerika Serikat, Prancis, Italia, Singapura, dan Malaysia.

 

 

Manajer Operasional PT Pengayom Tani Sejagad, Mahmudsyah mengatakan, kali pertama ekspor pihaknya mengirimkan lebih kurang 40 ton beras per bulan, meliputi beras merah, hitam, dan menthik wangi.

 

 

“Namun sejak tahun lalu kapasitas ekspor turun menjadi lebih kurang 20 ton per bulan. Kondisi itu terjadi hingga beberapa bulan awal 2021 ini, disebakan kendala di teknis pengiriman yang  menggunakan kapal, di mana harus antre terlebih dahulu karena terdampak pemberlakuan protokol khusus pada masa pandemi Covid-19,” kata Mahmud saat ditemui di kantornya, Kamis (15/4/2021).

 

 

Mahmud menambahkan sebenarnya permintaan tetap tinggi, bahkan mencapai 80 ton per bulan.

 

 

“Seperti pembeli di Amerika Serikat meminta pengiriman pada Januari dan pertengahan tahun. Negara lain meminta pengiriman pada bulan lainnya. Dengan begitu perusahaan harus mengirim beras organik setiap bulan. Dari Amerika Serikat bahkan bisa mencapai 20 ton sekali pengiriman,” terangnya.

 

 

Ditambahkan, semua pengiriman beras organik yang diekspor harus memenuhi kualifikasi yang disyaratkan pasar internasional, utamanya sertifikasi dari lembaga sertifikasi organik independen internasional. PT Pengayom Tani Sejagad telah memiliki sertifikat Ecocert, dari lembaga sertifikasi organik Prancis sejak 2019. Sertifikasi itu diperbarui setiap tahun melalui audit  ketat. Bukan berdasar produk atau product claim, tetapi berdasar proses produksi padi.

 

 

“Prosedur yang harus dipenuhi pun juga sangat ketat, dari penanaman, pemupukan, panen, hingga setelah panen. Pupuk yang digunakan juga harus murni organik dan kadar air gabah juga harus sesuai ketentuan,” kata Mahmud.

 

 

Selain itu menurutnya, lokasi lahan, luas lahan, waktu penanaman, waktu pemupukan, varietas padi, waktu panen, identitas petani, dan detail data lainnya semuanya tercatat secaraa sistematis. Produk dari petani pun bisa ditelusuri. Apabila ditemukan beras yang tidak memenuhi kualifikasi, maka perusahaan bisa menelusuri beras tersebut berasal dari lahan mana, milik siapa, bagaimana pemupukannya, dan sebagainya.

 

 

Saat ini PT Pengayom Tani Sejagad bermitra dengan lebih dari 700 orang petani padi organik dan  membina lebih dari 1.500 orang petani. Para petani binaan tergabung dalam Perkumpulan Pertanian Organik Wana Agung Wonogiri. Petani beras organik tersebut menggarap 275 hektare sawah yang sudah tersertifikasi. Adapun lahan tersebut berlokasi di berbagai kecamatan, meliputi Kecamatan Girimarto, Kecamatan Jatipurno, Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Jatiroto, dan Kecamatan Slogohimo.

 

 

Manajer Lapangan PT Pengayom Tani Sejagad, Harjanto, mengatakan pembinaan dan pendampingan petani dilaksanakan secara berkelanjutan. Petugas pendamping lapangan setiap hari menemui para petani, sehingga apabila petani menghadapi kendala dapat  langsung diatasi. Pihaknya juga terus memberi pemahaman tentang semua hal pertanian organik, seperti pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik buatan sendiri berbentuk cair maupun padat, dan alokasi pupuk yang diterapkan pada benih padi yang ditanam.

 

 

Penulis : SIKP_kominfowng

 

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait