Orari, Antara Hobi, Etika dan Kemanusiaan

  • 25 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Magelang – Kemajuan teknologi informasi seperti sekarang membuat beragam tantangan dihadapi Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Terlebih pada era teknologi digital yang mampu mengubah banyak hal, antara lain perubahan perilaku manusia dan kecepatan informasi.

“Sekarang era informasi digital, namun masyarakat masih membutuhkan komunikasi menggunakan radio. Orari senantiasa siap menolong. Ada etika komunikasi, sopan santun, ngomongnya dengan profesionalisme layaknya mengoperasikan radio,” ujar Gubernur Jawa Tengah saat memberi sambutan pada Borobudur Central Java Amateur Radio Fair  2017 (BCJAF) 2017 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, Jumat (25/8).

Menurut dia, dalam Orari terdapat hobi, ada etika yang dipegang, serta ada aksi sosial yang dilakukan. Tidak hanya dalam kondisi kedaruratan tetapi juga beragam informasi kepada masyarakat, terutama mereka yang masih setia kepada pola komunikasi penggunaan peralatan radio amatir.

Selain itu, seiring kecepatan informasi dari berbagai media massa dan piranti komunikasi canggih lainnya, Orari mempunyai peran ‘bicara’ sambil memberikan pesan-pesan motivasi, pesan tentang nilai-nilai, budi pekerti, serta nilai penghormatan kepada sesama. Apabila bisa dilakukan maka harmoni kehidupan dapat terjaga dan itu yang dibutuhkan Indonesia saat ini.

“Terjadinya pertikaian atau keretakan seringkali berawal dari omongan yang tidak enak, kadang-kadang berbuntut panjang, mengumpal menjadi sebuah dendam, kemudian direfleksikan dalam bentuk kekerasan-kekerasan. Tentu yang seperti ini tidak asyik,” bebernya.

Seringkali dalam keadaan tertentu, misalnya dalam keadaan letih atau tertekan biasanya kontrol emosi seseorang menurun. Jika kontrolnya rendah yang dilakukan kalau tidak omong kasar, mengamuk, atau marah-marah. Kondisi seperti itu harus dikendalikan agar persatuan, kerukunan, serta kebhinekaan tetap terjaga.

Pada kegiatan dalam rangka memperingati HUT ke-72 Kemerdekaan RI dan Hari Jadi ke-67 Provinsi Jateng tersebut, gubernur berpesan agar semua menjaga persahabatan, kebhinekaan, persatuan, menjaga mulut dan tidak menyinggung perasaan teman atau pihak lain. Sebab, singgungan perasaan tidak jarang mengakibatkan keretakan hubungan baik.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih, karena hampir dalam semua operasi kemanusiaan saya selalu melihat Orari di sana. Kami sangat terbantu, bahkan Orari ketika kita minta tolong acara mudik jam 02.00 jam 01.00 mereka masih standby. Mudik di Jawa Tengah kemarin luar biasa lancarnya, itu sebagian merupakan peran Orari,” jelasnya

Dalam kesempatan tersebut, mantan anggota DPR itu meminta para tamu undangan terutama dari luar daerah untuk mengunjungi objek-objek wisata, pusat kerajinan, serta kuliner di Magelang dan sekitarnya. Para peserta yang berasal dari pelosok nusantara dan beberapa negara sahabat tersebut, diharapkan berkeliling di lokasi-lokasi itu.

“Jangan lupa tamu-tamu dari luar daerah diajak piknik, muter-muter keliling ke banyak tempat wisata, sentra kerajinan dan kalau ini boleh ‘dipaksa’ untuk membeli,” imbuhnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait