SDN 9 Jambu Maju Adiwiyata Tingkat Provinsi

  • 22 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

JEPARA – Inovasi gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (PBLHS) yang dilakukan SDN 9 Jambu, Kecamatan Mlonggo, membawanya menuju ke penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Kepala SDN 9 Jambu Nurul Afifah menyampaikan, dengan inovasi PBLHS tak hanya menjadikan lingkungan sekolah kian tertata, namun juga menjadikan peserta didik aktif berpartisipasi, dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Sebagai contoh, lanjut Nurul, dalam hal menekan produksi sampah anorganik, kantin sekolah tidak menjual jajanan berbungkus plastik, melainkan hanya jajanan dengan kemasan organik, terutama daun. Siswa juga memiliki gelas sendiri untuk tempat menuang saat membeli minuman di kantin sekolah.

Dijelaskan, sebagai upaya mendisiplinkan peserta didik dalam pemilahan sampah, pihaknya menjalankan program terminal sampah. Salah satu lahan terbuka yang ada di belakang sekolah dimanfaatkan sebagai terminal untuk mengumpulkan dan memilah sampah.

“Sampah organik yang terkumpul kami jadikan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik, kami jadikan sebagai bahan ajar daur ulang,” terangnya saat ditemui di sekolahnya, Senin (22/2/2021).

Nurul menambahkan, dalam penempatan sampah anorganik sebagai bahan ajar daur ulang, peserta didik dilatih membuat berbagai produk bernilai ekonomi. Seperti tas berbahan plastik, vas, wadah tisu, berbagai kerajinan berbahan kertas, hingga mainan anak-anak.

“Sedangkan sampah anorganik yang tak lagi bisa didaur ulang, kami jual ke bank sampah. Uangnya kami kembalikan kepada siswa dalam bentuk alat tulis. Masing-masing siswa memperoleh jumlah berbeda tergantung data akumulasi sampah yang ditabung siswa, dan tercatat dalam kartu tabungan sampah masing-masing,” tandasnya.

Menurutnya, kebiasaan membuat produk daur ulang, menjadikan siswa terbiasa membuat anyaman dari limbah plastik sebagai bahan baku produk daur ulang. Selain itu, botol plastik bekas kemasan air mineral juga bisa disulap menjadi pot, untuk menanam berbagai bunga dan sayur di taman gantung.

“Selain mempercantik lingkungan sekolah, pemanfaatan limbah untuk pot dan media tanam itu juga kami maksudkan untuk menanam sebanyak mungkin tanaman di lingkungan sekolah. Dengan demikian kami berpartisipasi dalam produksi oksigen sebanyak-banyaknya,” katanya.

Upaya lain yang dilakukan, lanjutnya, dengan memperkuat kapasitas air tanah, dengan membuat puluhan biopori di lingkungan sekolah. Di mana, kedepannya, dengan perangkat bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara, pembuatan biopori juga dilakukan di lingkungan masyarakat.

“Upaya memaksimalkan manfaat air juga dilakukan dengan pembuatan kolam untuk memelihara ikan konsumtif di salah satu sudut sekolah,” jelasnya.

Sedangkan upaya untuk membangun budaya cinta lingkungan kepada masyarakat, imbuh Nurul, dilakukan melalui diseminasi kegiatan sekolah di masyarakat, hingga kegiatan sosial lingkungan seperti bersih-bersih pantai.

Disampaikan, SDN 9 Jambu memiliki empat orang siswa sebagai duta sekolah dalam program ini. Keempatnya adalah duta biopori, duta pemilahan sampah, duta pemeliharaan tanaman, dan duta kebersihan lingkungan. Kegiatan dan upaya tersebut terus dilakukan sesuai branding sekolah, “SDN 9 Jambu BISA: bersih, indah, sehat, agamis.”

Penulis: Sulismanto
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait