Anak Berkebutuhan Khusus Berhak Dapatkan Pendidikan Tanpa Diskriminasi

  • 30 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SALATIGA – Orang tua diminta tak malu memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak itu justru harus mendapatkan haknya untuk menikmati pendidikan yang layak dan tanpa diskriminasi.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat meresmikan Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan Inklusif dalam Smart Resources Center (SRC) dan Galeri Inovasi Pendidikan, di Gedung Ex UPT Sidomukti, Jalan Stadion Kelurahan Kalicacing Salatiga, Selasa (29/12/2020).

Menurutnya, pemerintah melalui Dinas Pendidikan telah mengatur ke dalam Perwali mengenai pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Di samping itu, Dinas Pendidikan juga memiliki berbagai kegiatan yang digelar bagi anak berkebutuhan khusus.

“Yang perlu didorong sekarang adalah kesadaran orang tua siswa, bahwa orang tua jangan merasa malu. Kita harus memberikan bimbingan dan dorongan kepada anak agar bisa berkreasi dan menikmati pendidikan dengan baik,” kata Yuliyanto.

Dengan adanya Smart Resources Center (SRC) tersebut, dia berharap agar tempat ini bisa menampung anak-anak didik yang kebutuhan khusus. Mereka bisa belajar dan menerima layanan pendidikan di dalamnya.

“Ini merupakan bagian dari pembangunan manusia di bidang pendidikan bagi semua siswa,” jelasnya.

Selain itu, Yuliyanto juga mendorong agar inovasi dan terobosan baru dari sekolah baik dari pelajar maupun dan guru SD dan SMP bisa dikembangkan dan dipamerkan di galeri inovasi pendidikan.

“Ayo sekolah berlomba untuk membuat inovasi dan terobosan batu dan hasilnya akan ditayangkan di sini. Sehingga murid dan guru akan melihat hasil karyanya secara langsung disini,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Yuni Ambarwati menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19, pembangunan fisik dari Dinas Pendidikan terus dilakukan. Hal ini digunakan untuk meningkatkan layanan pendidikan yang ada di Kota Salatiga.

“Alhamdulillah pembangunan fisik sudah mencapai 94 persen, kemudian kita juga melakukan screening anak-anak kebutuhan khusus di lima SMP dan dua SD. Dan assessment anak anak yang diduga berkebutuhan khusus sebanyak 372 siswa dengan diberikan layanan konseling,” ungkapnya.

Penulis : Rudi
Editor: WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait