‘Rest Aro’, Kader Perubahan Germas  

  • 19 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang menggelar pelatihan bidang kesehatan untuk remaja. Mereka diharapkan dapat menjadi kader perubahan yang sadar pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat (Germas).

Untuk merealisasikannya, Dinkes Kabupaten Batang membentuk Remaja Sehat Alas Roban (Rest Aro), yang mendorong masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Batang, Mutmainah mengatakan, kegiatan tersebut untuk menggerakkan para pemuda menuju generasi yang sehat.

“Saat ini, masalah kesehatan di Kabupaten Batang sangat kompleks. Seperti kematian ibu, _stunting_ dan pembiasaan pola hidup bersih serta sehat, yang harus dimulai sejak remaja. Kami mengupayakan supaya mereka menjadi kader perubahan terhadap teman sebayanya, untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” terang Mutmainah, saat membuka kegiatan Pembentukan dan Pelatihan Kader Kesehatan Remaja Sehat Alas Roban (Rest Aro), di Aula Hotel Sendang Sari Kabupaten Batang, Rabu (18/11/2020).

Lebih lanjut, dia menerangkan, berbagai materi telah disampaikan para narasumber, di antaranya dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang memotivasi para pemuda supaya mampu berkontribusi besar masyarakat.

“Kami juga mengundang narasumber dari seorang psikolog dan dokter spesialis kandungan. Sebab berdasarkan angket yang disebarkan sebelumnya, ternyata remaja sering menghadapi perundungan, kehamilan yang tidak diinginkan, stres, canggung dan lainnnya,” bebernya.

Materi-materi seputar itulah yang dibutuhkan remaja, tambah Mutmainah, sehingga mereka dapat mengambil pelajaran dan langkah yang tepat, untuk mengatasi serta mengantisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi.

“Remaja-remaja ini akan menjadi pemimpin kita lima atau 10 tahun mendatang. Maka, mereka harus dapat menjadi agen perubahan, dan teladan untuk teman sebayanya. Kontribusi mereka bukan suatu hal yang sederhana, melainkan mengambil peran besar untuk membantu mengentaskan masalah kesehatan di Kabupaten Batang,” tandasnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nur Agustina memaparkan, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) merupakan kemampuan hidup yang diutamakan dalam bidang psikologi sosial. Sehingga ke depan mampu mengambil keputusan yang tepat, mengelola stres yang baik, mengontrol emosi dan berpikir kreatif setiap kali menghadapi permasalahan.

“Pemuda dapat bermanfaat untuk sesamanya. Mengembangkan empati mereka supaya dapat beradaptasi dan berperilaku positif, terhadap semua tuntutan serta tantangan hidup. Remaja yang sudah mempunyai pendidikan keterampilan hidup sehat, akan mampu berperan dalam masyarakat,” ungkapnya.

Salah seorang pemateri, dr Dicky Zulkarnain menjelaskan, dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, remaja dituntut untuk memiliki kesehatan fisik yang prima. Dia berharap mereka mampu mengoptimalkan segala fasilitas yang ada, untuk kebaikan diri dan lingkungan.

“Manfaatkan internet untuk kebaikan, karena sudah terkoneksi hingga ke seluruh pelosok wilayah. Contohnya, jika remaja tidak menggunakan internet dengan bijak, dikhawatirkan perilaku seks bebas akan semakin merajalela. Mari kita kawal bersama, agar internet digunakan secara tepat guna,” imbaunya.

Salah satu peserta, Amirudin mengutarakan, pelatihan ini sekaligus sebagai sarana kaderisasi para pemuda untuk menjadi mitra Dinas Kesehatan, dalam membantu mewujudkan lingkungan masyarakat yang lebih mengutamakan kesehatan diri dan keluarga.

‘Salah satu materi yang disampaikan narasumber tentang psikologi, agar remaja mampu mengenali diri sendiri dulu sebelum mengenal orang lain. Ada juga dari sisi kesehatan reproduksi, khususnya area kewanitaan harus selalu dijaga kebersihannya. Remaja juga diminta berkontribusi untuk menutup pintu dan jalan perokok baru, khususnya dari kalangan remaja,” katanya.

Menurut Amir, sebelum mengajak orang lain hidup bersih dan sehat, sebaiknya dimulai dari diri sendiri dulu.

“Seperti yang sudah kami lakukan, yakni memberikan pendampingan kepada masyarakat, agar membiasakan buang air besar di jamban. Karena hal tersebut masih menjadi permasalahan yang kronis,” tuturnya.

Ditambahkan, remaja lebih rentan mengalami stres di masa pandemi, ditambah lagi mereka sedang mencari jati diri. Jadi dibutuhkan pendampingan saat menghadapi masalah remaja.

Penulis : Mc Batang Jateng/Heri

Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng

Berita Terkait