Tolak Radikalisme dengan Jaga Keberagaman

  • 15 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Menjadi bagian dari bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan, membutuhkan kesadaran untuk saling menghargai dan hidup berdampingan. Dengan memahami setiap keberagaman, maka tidak akan merasa paling benar, dan menganggap kelompok yang lain salah. Sebab, sikap itu dapat memicu munculnya paham radikalisme.

Komandan Kodim 0736/Batang, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Dwison Evianto mengatakan, radikalisme bertujuan mengklaim kebenaran beragama bagi kelompoknya sendiri, merasa paling paham dengan doktrin agama, merasa punya otoritas, hingga menghakimi kelompok yang berbeda agama.

“Intinya mengklaim mereka satu-satunya ajaran yang paling benar, hingga memperbolehkan bom dan pembantaian,” terangnya, saat memberikan materi “Menolak Paham Radikalisme”, dalam acara Halaqah Kebangsaan, di Aula Rumah Makan Kampung Sawah, Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Selasa ( 13/10/2020).

Dalam kegiatan yang diadakan oleh MUI Kabupaten Batang ini, Dandim menjelaskan secara rinci tentang paham radikalisme. Yaitu, tindakan melakukan perubahan secara cepat dan tidak mengindahkan aturan, dengan cara keras atau brutal.

Penyebab orang melakukan tindakan radikalisme, lanjutnya, biasanya faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan adanya rasa termarjinalkan. Hal ini memudahkan seseorang terkena paham radikalisme.

“Semakin orang berpendidikan akan semakin kritis, dan orang yang merasa terpinggirkan, tersisihkan, akan mudah terpengaruh,” ujarnya.

Dandim berpesan, untuk mencegah masuknya paham radikalisme diperlukan rasa persaudaraan antar masyarakat. Di antaranya meningkatkan rasa saling menghargai, mempererat persaudaraan, hingga menyosialisasikan tentang kewaspadaan terhadap radikalisme.

“Suku, ras, agama, budaya, dan adat istiadat merupakan kekayaan dan keberagaman dari bangsa Indonesia. Kita harus jaga serta hidup rukun berdampingan. Sinergitas antara TNI, Polri, pemerintah bersama masyarakat yang harus tetap kita laksanakan dan terus kita jaga,” kata Dwison.

Camat Tersono, Bambang Urip Widodo, berharap kewaspadaan dan penolakan terhadap paham radikalisme dapat turut disosialisasikan oleh para ulama dengan pendekatan yang humanis dan baik. Sebab, para ulama lebih didengar oleh jemaahnya.

“Generasi muda perlu pengertian mengenai paham radikalisme, sehingga tidak mudah terprovokasi dan dimasuki paham radikalisme yang keras,” tutur Bambang

Sementara, KH Ijroh Saputro, yang mewakili Ketua MUI Batang KH Zaenul Iroki secara resmi membuka Halaqoh Kebangsaan. Ia mengatakan, paham radikalisme masih ada dan masyarakat diminta waspada.

“Radikal itu pasti ada, namun kegiatan ini diharapkan dapat menjadi upaya mencegah paham radikalisme tidak berkembang di Kabupaten Batang,” tandasnya.

Penulis : Heri/ Mc Batang Jateng
Editor Rk/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait