Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pekalongan Art Festival Digelar Sesuai Protokol Kesehatan, Animo Pengunjung Tinggi
- 10 Sep
- yandip prov jateng
- No Comments

KOTA PEKALONGAN – Pekalongan Art Festival (PAF) kembali digelar untuk keempat kalinya. Meski ditengah suasana pandemi Covid-19 yang belum usai, tidak menyurutkan animo penikmat beragam karya seni dari kreativitas seniman Kota Pekalongan dan daerah lainnya, yang turut memeriahkan penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Kegiatan PAF Tahun 2020 yang mengusung tema “Srawung Suwung Manggung” ini, dibuka secara langsung oleh Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz, di GOR Jetayu Kota Pekalongan, Selasa malam (8/9/2020), dengan mengedepankan protokol kesehatan ketat untuk panitia, peserta maupun pengunjung.
Ketua Dewan Kesenian Kota Pekalongan, Harsana Ragil menyampaikan, pelaksanaan kegiatan PAF tahun ini tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat baik untuk para panitia, peserta, maupun pengunjung. Mulai dari wajib bermasker, mencuci tangan menggunakan sabun, penyediaan hand sanitizer dan pengecekan suhu badan menggunakan thermogun. Jumlah pengunjung pun dibatasi, hanya disediakan 200 kursi. Penataan kursi penonton menggunakan sistem amfiteater dan tamu VIP berada di kursi tersendiri, demi mencegah penyebaran Covid-19.
“Sebenarnya hampir sama pelaksanaan PAF tahun ini dengan sebelumnya, hanya sedikit berbeda karena situasi dan kondisi penyelenggaraan di tengah pandemi ini. Sehingga kami lakukan dengan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung. Konten yang dipertontonkan pun konsepnya sama, One Day One Art (Satu Hari Satu Kesenian) dengan mengedepankan lebih ke era milenial, dilengkapi penggunaan teknologi yang sudah semakin maju,” terang Ragil.
Dia menjelaskan, Pekalongan Art Festival yang digelar mulai tanggal 8-12 September 2020, diisi berbagai penampilan kesenian, seperti seni tari, seni musik ala milenial, teater, dan seni tradisional. Pada hari penutupan akan dimeriahkan dengan malam inagurasi penghargaan lomba film, dan keroncong anak-anak muda, serta pameran keris Tosan Aji.
Menurut Ragil, tema Srawung Sruwung Manggung yang diusung PAF tahun 2020, sangat tepat dengan kondisi saat ini. Srawung memiliki makna silaturahmi. Suwung artinya sepi. Sehingga berarti, ada rumah tetapi kosong. Kreativitas para seniman dan budayawan tidak terbelenggu, hanya tidak terekspresi dengan baik.
“Melalui penyelenggaraan PAF ini, paling tidak kembali menggeliatkan hasrat seni itu dan membangkitkan kreativitas mereka yang terkena dampak selama pandemi. Terlebih di ranah pameran keris Tosan Aji, juga banyak partisipasi budayawan pecinta keris dari luar daerah, seperti Bali, Lombok, dan sebagainya,” papar Ragil.
Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz yang hadir membuka kegiatan PAF tersebut menyampaikan, apresiasi pelaksanaan PAF 2020 yang tidak kalah meriahnya, dibandingkan tahun sebelumnya.
PAF yang merupakan agenda rutin tahunan di Kota Pekalongan ini, lanjut Saelany, sebagai salah satu upaya untuk menggelorakan semangat nguri-uri seni budaya dan tradisi baik tradisional maupun modern. Selain itu, PAF juga sebagai salah satu upaya membangkitkan semangat dan hasrat anak-anak muda untuk mengembangkan seni dan budaya di Kota Pekalongan.
“Pelaksanaan PAF tahun ini digelar sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, akibat masih adanya pandemi. Ternyata tidak kalah meriah dengan tampilan-tampilan seni dan budaya yang disajikan selama lima hari ke depan dengan dilengkapi pameran keris Tosan Aji. Partisipan dari luar kota banyak dan diikuti sebanyak 12 daerah lain yang ada di Indonesia. Kegiatan semacam ini bagus sekali dijadikan suatu pembelajaran untuk anak-anak muda agar selalu nguri-uri seni budaya daerahnya,” tutur Saelany.
Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno mengaku bangga dan senang, PAF kembali digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.
“Kami sangat senang dengan digelarnya kembali PAF ini, meskipun di tengah pandemi Covid-19. Kami mengingatkan, protokol kesehatan harus menjadi hal yang paling utama. Jangan sampai kegiatan ini menjadi kluster baru penularan Covid-19,” tandas Sutarno.
Dia menjelaskan, selama pandemi ini, tim kesenian dan budayawan tidak ada aktivitas, sepi job. Sehingga, pihaknya bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kota Pekalongan untuk mengajak mereka supaya bangkit melalui penyelenggaraan PAF ini dengan pembatasan dan protokol kesehatan.
“Kami akan terus mendampingi dan melakukan evaluasi. Kami juga berharap masyarakat Kota Pekalongan betul-betul disiplin menjalankan protokol kesehatan, agar kasus Covid-19 di Kota Batik ini dapat segera mereda dan warga dapat hidup normal kembali,” pungkasnya.
Penulis : Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng