Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Praktik Mandiri Bidan Dukung Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
- 26 Aug
- yandip prov jateng
- No Comments

MUNGKID – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Magelang diharapkan bisa terus bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magelang untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, utamanya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, serta pencegahan stunting. Hal tersebut disampaikan Bupati Magelang Zaenal Arifin, saat membuka webinar nasional Pelayanan Mandiri Bidan Berkualitas dan Terjangkau, di Ruang Mendut Rumah Dinas Bupati Magelang, Selasa (25/8/2020).
“Kita ketahui bersama bahwa Praktik Mandiri Bidan (PMB) sangat mendukung pencapaian keberhasilan program penurunan angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, bidan juga memiliki peran penting dalam menurunkan angka stunting. Sebab mencegah stunting itu dimulai sejak bayi dalam kandungan melalui asupan yang diberikan kepada sang ibu,” tutur Zaenal.
Diketahui, data saat ini dari 656 bidan di Kabupaten Magelang terdapat 488 bidan atau sekitar 74,39 persen yang melaksanakan PMB yang terdiri dari bidan ASN 89,55 persen dan non-ASN 10,45 persen.
“Untuk itu sebagai bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang terhadap PMB, kami telah menerbitkan Surat Edaran Bupati Magelang Nomor 44.1/477/21/2012 tentang upaya percepatan penurunan AKI dan AKB, memfasilitasi proses Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) melalui DPMPTSP, serta memberikan izin bagi bidan yang ingin melanjutkan ke jenjang profesi kebidanan sesuai yang telah dipersyaratkan dalam UU Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,” katanya.
Sementara, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo menyebutkan, angka kematian bayi saat ini turun secara signifikan, tetapi angka kematian ibu pernah mengalami suatu lonjakan pada 2012. Oleh karena itu, hal tersebut masih harus terus diperjuangkan agar angka kematian ibu dan bayi dapat terus menurun.
“Kita syukuri dari tahun 1991 hingga 2017 angka kematian bayi terus turun secara konsisten. Tidak ada lonjakan naik seperti halnya angka kematian ibu. Tentu di sini ada peran penting dari para bidan, sehingga harapan kami ini dapat terus ditingkatkan lagi,” ungkap Hasto.
Menurut Hasto, angka kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) masih cukup tinggi mencapai 19,7 persen pada tahun 2018. Tetapi pada 2019 mengalami penurunan mencapai 17,5 persen.
“Artinya masih banyak kehamilan yang tidak terencana (kebobolan). Sebagian lagi ada yang lebih menyedihkan karena hamil dan belum menikah. Sedangkan target kita, kehamilan tidak dikehendaki ada di angka 6,8 persen, sangat jauh sekali dari target,” jelas Hasto.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Tanti Zaenal Arifin, sangat mengapresiasi peran serta IBI Kabupaten Magelang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia berharap nantinya IBI dapat berkolaborasi dengan PKK untuk memberikan pelayanan optimal utamanya di bidang kesehatan.
Menurutnya, PKK tidak mungkin bergerak sendiri dalam menjalankan program-program pemerintah, termasuk harus bersinergi dengan IBI Kabupaten Magelang.
“Khususnya dalam hal ini bekerjasama dengan bidan desa dalam melakukan kegiatan seperti Posyandu, Poslansia, termasuk dalam pencegahan stunting dan yang lainnya,” ujarnya.
Penulis : Widodo Anwari
Editor : WH/Diskominfo Jtg