Meski Cacat Kaki, Rubiatun Semangat Bikin Face Shield untuk Warga Jateng

  • 24 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

PATI – Rubiatun (38), ibu rumah tangga yang memiliki kekurangan cacat pada kakinya masih tetap survive di masa pandemi. Ia mampu membuat pelindung wajah (face shield) yang bermanfaat bagi banyak orang.

 

Warga Desa Tambahrejo Kecamatan Pati Kota itu tidak menyerah meski kedua kakinya tidak berfungsi normal. Untuk berjalan saja, ia harus merangkak.

 

Senin (24/8/2020), Rubiatun tampak datang ke Kantor Sekretariat lama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Pati di Desa Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu, dengan sepeda motornya yang sudah dimodifikasi roda tiga. Ia hendak menyelesaikan face shield pesanan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

 

“Ini membuat face shield pesanan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Saya membuatnya di sini,” ujarnya, saat dijumpai Senin (24/8/2020).

 

Waktu tempuh rumahnya menuju lokasi sekitar 10 menit. Meski kondisi fisiknya tidak normal, ia tetap bersemangat.

 

“Tidak jauh, hanya 10 menit dari rumah ke sini,” imbuh Rubiatun.

 

Keseharian, ia seorang ibu rumah tangga dengan suami yang bekerja sebagai penjual es keliling. Mereka dikarunia seorang anak yang saat ini kelas IV SD.

 

“Saya hanya ibu rumah tangga, kalau suami penjual es keliling. Anak satu sekolah di SD,” tutur dia.

 

Rubiatun mengaku senang dipercaya membuat face shield, karena merasa mendapat perhatian dari pemerintah. Penyandang disabilitas pun dapat berperan sebagaimana orang normal lainnya.

 

“Kami berharap orang-orang seperti saya mendapat tempat yang layak seperti yang lainnya. Saya senang bisa mengerjakan pesanan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, jadinya ada masukan buat keluarga,” ungkapnya.

 

Ketua PPDI Kabupaten Pati, Suratno menuturkan, pesanan face shield dari Pemerintah Provindi Jawa Tengah sebanyak 3.500 unit. Masing-masing 2.000 unit ukuran dewasa, dan 1.500 unit ukuran anak-anak.

 

“Per unit harga kerja Rp2.750, untuk bahan sudah dari provinsi. Ini dikerjakan dua tim, dengan jumlah total 20 orang. Kalau anggota PPDI Pati sendiri ada sekitar 243 orang,” paparnya.

 

Menurut Suratno, itu adalah kali kedua Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan PPDI Kabupaten Pati.

 

“Sebelumnya juga sudah pesan masker di sini sekitar 1.500 masker. Nah, kali ini pesan lagi tapi face shield. Semoga ini bisa berlanjut,” terangnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi menuturkan, setelah memberdayakan perempuan rentan untuk pembuatan masker, pihaknya kembali memberdayakan 14.374 perempuan rentan dengan membuat face shield. Sebanyak 561 orang atau sekitar empat persennya penyandang disabilitas. Sementara lainnya dari perempuan kepala keluarga, perempuan migran, perempuan korban kekerasan, perempuan dengan HIV/AIDS, serta kader PKK.

 

“Jumlah face shield yang diproduksi 2.252.500 unit. Di Jateng, kami bagi menjadi 1.325 kelompok yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Masing-masing kelompok beranggotakan 10-15 orang. Tujuannya, pemprov ingin memberikan mereka penghasilan,” terangnya.

 

Ditambahkan, pendapatan mereka dihitung berdasarkan pekerjaan yang diselesaikan dalam kelompok. Mengingat pengerjaannya yang lebih mudah ketimbang pembuatan masker, jasa pembuatan dihargai Rp2.750 per face shield.

 

“Waktu mereka membuat masker, honor pengerjaan Rp3.000 per unit. Dan setiap kelompok mendapat jatah 1.500 masker, jadi total mendapat Rp4,5 juta per kelompok. Untuk face shield yang lebih mudah, mendapat Rp2.750 per unit, di mana per kelompok mengerjakan 1.700 face shield. Jadi totalnya Rp4.675.000 per kelompok,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait