Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Kerja Sama Pengembangan Klaster Pertanian Cabai Terintegrasi Diperpanjang
- 07 Jul
- yandip prov jateng
- No Comments

BLORA – Pihak Bank Indonesia (BI) akan memperpanjang kerja sama pengembangan klaster pertanian cabai terintegrasi dengan peternakan sapi di Kabupaten Blora sejak 2017.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Suko Wardoyo saat rapat dengan Bupati Blora melalui video conference, Selasa (7/7/2020). Menurutnya, komoditas cabai merah masih menjadi komoditas yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten Blora. Terlebih banyak petani cabai di Blora yang belum maksimal dalam mengelola sistem pengelolaan hasil pertanian pascapanen. Karenanya pihaknya ingin terus melakukan pendampingan melalui salah satu program CSR Bank Indonesia ini.
“Kami ingin kerja sama pengembangan klaster pertanian cabai merah yang terintegrasi dengan peternakan sapi potong di Kabupaten Blora bisa berlanjut dan dikembangkan lebih luas lagi. Sebelumnya kita sudah melakukan pendampingan pada kelompok tani di Desa Purworejo Kecamatan Blora dan Desa Dringo Kecamatan Todanan, ke depan akan kita kembangkan di Desa Palon, Kecamatan Jepon,” ujar Suko Wardoyo.
Ditambahkan, tidak hanya pendampingan tentang teknik pertaniannya, pihaknya juga akan menggandeng tim ahli untuk pendampingan pengolahan pascapanen, sehingga harga komoditas tidak jatuh ketika puncak musim panen. Baik secara kelembagaan, seperti pembentukan koperasi, maupun bantuan alat pengeringan cabai untuk diolah menjadi produk UKM lainnya.
Bupati Blora Djoko Nugroho menyambut baik rencana perpanjangan kerjasama yang ditawarkan pihak Bank Indonesia Jawa Tengah. Bahkan bupati meminta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Bagian Tata Pemerintahan Setda Blora untuk segera membuat draf perpanjangan kerja sama tersebut.
“Alhamdulillah ini sinyal bagus untuk para petani cabai kita, tolong nanti OPD terkait bisa segera menindaklanjuti persiapannya. Kita akui memang Blora punya potensi besar pada pertanian cabai merah. Sering harganya anjlok saat musim panen, sehingga kita gerakkan seluruh ASN untuk ikut membeli dengan harga pasar agar petani tidak rugi. Dengan adanya kerjasama ini kami berharap nantinya banyak manfaat yang diperoleh para petani cabai,” jelas bupati saat melakukan vicon di ruang rapat bupati.
Pada kesempatan itu, bupati juga menyampaikan beberapa permasalahan pertanian dan peternakan yang ada di Kabupaten Blora. Dengan harapan bisa memperoleh bantuan pendampingan dari Bank Indonesia. Di antaranya adalah melimpahnya hasil komoditas jagung di Kabupaten Blora, di mana Kabupaten Blora merupakan daerah penghasil jagung terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Grobogan. Sehingga, dia ingin nantinya ada pabrik pakan ternak di Kabupaten Blora, mengingat bahan baku jagung sangat melimpah di Blora.
Selain itu, bupati juga mengusulkan adanya bantuan pengembangan pengelolaan peternakan sapi, baik dalam hal penggemukan maupun pengolahan pascapanen. Hal tersebut dimaksudkan, agar sapi-sapi Blora tidak dijual begitu saja keluar kota, melainkan bisa diolah dahulu di daerah melalui pendirian rumah potong hewan modern.
“Blora ini produsen sapi potong terbesar di Jawa Tengah, 2019 ada sekitar 240 ribuan ekor sapi di Blora, dan nomor dua terbanyak di Indonesia setelah Sumenep (Madura). Namun sayangnya disini belum ada rumah potong hewan modern, sehingga banyak sapi kita yang dikirim begitu saja keluar daerah. Jika hal ini bisa diwujudkan, bukan tidak mungkin bisa meningkatkan nilai ekonomi bagi para peternak,” jelas bupati.
Menanggapi usulan bupati tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Suko Wardoyo, meminta agar potensi potensi pertanian dan peternakan di Kabupaten Blora ini bisa dipetakan untuk dilakukan pengkajian lebih dalam.
“Akan kita elaborasi dahulu kerja sama ini, ke depan nanti kita lihat potensi lainnya. Semoga nanti bisa berkembang lagi,” jawab Suko Wardoyo.
Penulis : Tim Liputan Prokompim Blora
Editor : Di, Diskominfo Jateng