Para Wanita Ini Tetap Produktif Selama Pandemi Covid-19

  • 16 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Meski terbatas oleh kondisi ekonomi dan sosial di tengah pandemi Covid-19, namun Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan berupaya tetap produktif. Berbekal bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga, mereka menanam sayuran, serta buah-buahan sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan warga.

Sri Haryanti, penyuluh dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Pengadegan, mengatakan, KWT Sri Rejeki salah satu dari empat KWT di Kabupaten Purbalingga yang terpilih untuk melaksanakan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Alhasil, KWT Sri Rejeki memperoleh bantuan dana untuk meningkatkan produksinya.

“Dana Rp50 juta itu supaya dikelola untuk kegiatan pemanfaatan pekarangan di KWT Sri Rejeki, Desa Pengadegan,” kata Sri Haryanti saat dihubungi via aplikasi pesan whatsapp, Senin (15/6/2020).

Para anggota KWT, ujar Sri, kemudian membuat kebun bibit dari baja ringan dengan luas 5×4 meter, mengelola dua unit demplot untuk menanam sayuran dan beraneka jenis buah, seperti pisang mas, pepaya california, dan sebagainya. Selain itu, setiap anggota KWT Sri Rejeki juga melakukan kegiatan bercocok tanam dengan media tanam polybag, serta tanah pekarangan masing-masing.

“Bibit sayuran yang ditanam oleh KWT Sri Rejeki di antaranya terong, tomat, kangkung, cabai, pare, dan kacang panjang,” jelasnya.

Hasil kegiatan penanaman di demplot nantinya akan dijual, sementara panen di setiap pekarangan milik anggota akan dimanfaatkan sendiri sebagai bahan pangan keluarga masing-masing.

“Untuk panen yang di pertanaman atau di rumah-rumah anggota hasilnya untuk masing-masing anggota KWT,” katanya.

Sri berharap, keikutsertaan KWT Sri Rejeki dalam program P2L Penumbuhan Tahun 2020 dapat berdampak positif bagi setiap anggoat KWT dan keluarganya. Menurutnya, setiap KWT memiliki keunggulan dan potensi yang berbeda sesuai dengan faktor geografis yang ada.

“Dengan perbedaan KWT di setiap wilayah bagaimana kita bisa memanfaatkan pekarangan di Purbalingga dengan menanam komoditas sesuai potensi yang ada,” terang Sri Haryanti.

Khusus untuk KWT Sri Rejeki, kendala utama yang dihadapi adalah pasokan air untuk tanaman terutama saat musim kemarau. Pihaknya pun mengambil langkah antisipasi dengan menyediakan sumber air berupa sumur bor di dekat demplot, serta menggunakan paralon, dan selang untuk mendistribusikan air ke lahan tanam.

“Ini tantangan kita untuk bisa mensukseskan program P2L dan yang terpenting menjaga kekompakan mereka. Untuk saat ini alhamdulillah kita selalu kompak berangkat semua 30 orang anggota setiap ada kegiatan, semoga saja ini tidak saat ini saja tapi seterusnya bisa kompak,” pungkasnya.

Penulis: PI-7/Kontributor Purbalingga
Editor: Tn/Ul/Diskominfo Jateng

Berita Terkait