Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
“Kangen Manggung”, Wadahi Kerinduan Seniman Lokal Purbalingga
- 18 May
- yandip prov jateng
- No Comments

PURBALINGGA – Pementasan wayang Jemblung berjudul Tumbal Jagad oleh Ki Dalang Sutarko mengawali pementasan Seniman Kangen Manggung. Kegiatan yang diawaki oleh Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) Itu bertujuan untuk memberi ruang bagi para seniman untuk tetap berkarya, setelah cukup lama mereka terpaksa tidak tampil di panggung akibat pandemi Covid-19.
Pentas daring yang dihelat di lapangan tenis belakang Pendapa Dipokusumo tersebut disiarkan secara live streaming, melalui kanal media sosial Youtube Dewan Kesenian Purbalingga, dan Dinkominfo Purbalingga. Kegiatan Kangen Manggung berlangsung selama tiga hari, sejak Sabtu (16/5/2020) sampai Senin (18/5/2020).
Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengatakan, pihaknya mengapresiasi pentas daring yang digagas Dewan Kesenian Purbalingga. Pendemi Covid-19 mempunyai dampak yang luar biasa, termasuk bagi seniman lokal Purbalingga. Para seniman tidak pernah lagi tampil di berbagai panggung budaya, akibat imbauan untuk mengurangi kerumunan massa, dan menjaga jarak atau physical distancing.
Meski tidak ada ruang untuk pentas, bupati yang akrab disapa Tiwi tersebut berharap para seniman lokal Purbalingga tetap semangat untuk menciptakan karya-karya besar bagi Purbalingga.
“Kita ingin menyemangati para seniman-seniman lokal Purbalingga, agar walaupun kita dihadapkan adanya Covid-19, akan tetapi para seniman harus tetap semangat untuk terus bisa menghasilkan karya-karya besar bagi Kabupaten Purbalingga,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DKP, Bowo Leksono, mengatakan, peristiwa budaya Kangen Manggung merupakan sebuah kerinduan seniman-seniman Purbalingga yang sudah cukup lama sejak Covid-19 melanda Purbalingga. Meskipun sebenarnya para seniman Purbalingga tetap berkarya di rumah, dan tetap menjalin komuniksi melalui grup berbagi pesan Whatsapp.
“Sebenarnya para seniman Purbalingga tetep berkarya meskipun di rumah dan direkam sendiri dengan HP, terus dikirim ke grup WA. Sehingga sebenarnya para seniman tetep bertemu meski secara virtual dengan HP dan saling berbagi karya,” kata Bowo.
Diungkapkan Bowo, masalah seniman bukan hanya persoalan fisik mencari hidup. Namun lebih pada psikis. Seniman bisa dikatakan mati ketika sudah tidak berkarya, meskipun fisiknya masih hidup. Kegiatan Kangen Manggung juga diselenggarakan dalam rangka mengumpulkan donasi, yang akan diberikan bagi seniman lokal Purbalingga.
“Kita juga membuka donasi untuk disalurkan bagi kawan-kawan seniman yang terdampak Covid dan tidak bisa obah,” kata Bowo yang juga pegiat film pendek Purbalingga.
Pada acara pentas hari pertama Kangen Manggung, selain diisi dengan penampilan Wayang Jemblung, juga ada penampilan Tari Kiprah Glimpang oleh sanggar tari Citra Budaya, solo organ Martin, atraksi melukis oleh Cune, sajian musik mulut Perwira BeatBox, dan kentongan Kingsan. Acara dipungkasi oleh sajian musik akustik dari grup band Pelangi.
Penulis: Umg/Humas Purbalingga
Editor: Tn/Ul/Diskominfo Jateng