Radio Komunitas Merapi, Kenalkan Mitigasi Bencana Lewat Geguritan

  • 18 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Bagi masyarakat Kemalang, Klaten dan sekitarnya, siaran yang mengudara pancaran  Radio Komunitas Merapi menjadi acara favorit yang selalu ditunggu-tunggu.  Bukan saja masalah kedekatan emosi atau karena letaknya yang 4.300 dari arah Tenggara puncak Merapi, tapi pesan mitigasi bencana yang dikonsep dalam kemasan budaya ala geguritan, menjadikan radio yang berdiri sejak 2002 itu makin dekat di hati pendengarnya, khususnya yang tinggal di sekitar Gunung Merapi.

Adalah Sukiman (45), sosok pemuda asli Dukuh Deles, Sidorejo, Kemalang, Klaten yang gigih mengawaki dan merintis media komunitas yang lekat dengan informasi aktivitas Gunung Merapi. Kesungguhan dan ketulusannya mengabdikan diri bagi warga itu telah banyak membuahkan hasil. Selain menjadi rujukan informasi masyarakat, Radio Komunitas Merapi kian tenar, bahkan merambah hingga mancanegara. Keunikan pesan, cara penyampaian dan segmen pendengarnya yang terbatas, justru mengundang ketertarikan warga luar untuk belajar, termasuk dari luar negeri.

“Minggu kemarin beberapa perusahan dari negara Jepang, Inggris dan China datang untuk bertukar informasi. Bahkan akhir Februari nanti ada beberapa negara yang berkunjung juga belajar, bagaimana peran radio bisa memberdayakan potensi masyarakat sekaligus mitigasi bencana,” jelas Sukiman saat diwawancara melalui telepon, Senin (17/02/20).

Dijelaskan, konsepnya merintis Radio Komunitas Merapi adalah memberikan edukasi dan mitigasi bencana bebasis budaya dan kearifan lokal. Jadi acara yang disiarkan fokus pada berbagi cerita dari masyarakat terkait pengalaman-pengalaman unik bersahabat dengan Merapi. Misalnya, cerita orang-orang tua yang dituangkan dalam syair-syair Jawa melalui Geguritan. Jadi pendengarnya yang kebanyakan orang Jawa, akan lebih tertarik daripada sosialisasi konvensional yang sifatnya satu arah.

Menurut Sukiman, pendengar radio tersebut sekitar 4.000-an orang yang tersebar tidak saja warga Klaten, tapi juga sekitar Merapi. Mereka bersama-sama belajar dan mengenali Merapi. Masyarakat Merapi juga bisa mengembangkan usaha pemberdayaan, seperti kegiatan tabungan siaga bencana, dari pengalaman yang sudah dilakukan kelompok masyarakat tertentu.

“Kami punya cara sendiri untuk memahami Merapi melalui literasi media. Warga Merapi tidak harus jauh-jauh cari informasi tentang setiap perkembangan Merapi, karena informasi itu ada di tempat kami (Radio Komunitas). Tapi sayang beberapa hari kami off dulu.  Panel pemancar studio Radio Komunitas Merapi masih kami benahi,” jelas Sukiman.

 

Penulis : Joko Priyono, Diskominfo Klaten

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait