Heterospace, Kawah Candradimuka UKM dan Rintisan Bisnis di Jateng

  • 01 Feb
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Punya usaha kecil atau rintisan, tapi belum punya kantor sendiri? Tempat kerja bersama (co-working space) bisa jadi solusi. Awal tahun ini, Pemprov Jateng membuka Hetero Space, sebuah tempat untuk menaikan pamor UKM dan bisnis rintisan di Jawa Tengah.
Terletak di Jl Setiabudi 192 Kelurahan Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang, fasilitas ini diresmikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, JumatĀ  (31/1/2020), malam. Selain menyediakan akses internet cepat, gedung berlantai tiga ini juga menyediakan ruang rapat, ruang pelatihan dan bersantai.
“Ekonomi kreatif itu bisa mengangkat (perekonomian) Jawa Tengah. Dalam skala nasional, bisnis online kita masih berada di rangking 16. Maka dengan fasilitas Hetero Space ini kita bisa menaikan minat anak muda dalam berusaha kreatif,” papar gubernur.
Ia mengatakan, jika dalam evaluasinya nanti baik, Pemprov Jateng berencana membangun di wilayah lain. Seperti di Solo Raya, Banyumas Raya dan Pekalongan Raya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati menyebut, langkah itu merupakan terobosan agar usaha kecil menengah naik kelas. Mengingat persentase usaha dalam jaringan (daring) di Jateng masih sekitar 3,5 persen.
“UKM dan start up (usaha rintisan) kita dorong agar masuk ke dalam atmosfer digital. Baik itu keuangannya, literasi hingga perizinan, agar naik kelas,” ujar dia.
Dikatakannya, Hetero Space digagas Pemprov Jateng, bekerja sama dengan Impala Space, sebagai pengelola harian. Dengan menggandeng, profesional di bidangnya, diharapkan fasilitas tersebut termanfaatkan dengan optimal.
Optimalisasi juga dilakukan dengan mengadakan berbagai pelatihan, mulai dari branding, perizinan hingga legalisasi produk untuk UKM. Selain itu, para siswa SMK juga diberi kesempatan untuk magang di Heterospace.
Dimanjakan Sistem Kolaboratif
Ema menuturkan, Hetero Space dapat disewa oleh siapa saja yang ingin memanfaatkan ruang kerja kolaboratif. Untuk dapat menggunakannya, calon pengguna bisa datang langsung ke tempat tersebut.
Biayanya cukup terjangkau. Untuk daya pakai sehari, pengusaha diwajibkan membayar Rp30 ribu. Dengan mahar tersebut, pengguna bisa mendapatkan ruang kerja, lengkap dengan koneksi internet, meeting room adapula ruang pelatihan dan ruang santai.
Business Development Director Impala Space Andrie Widyastama mengatakan, selain fasilitas, pengusaha juga akan dimanja dengan sistem kolaboratif.
“Jadi ketika anda tak bisa coding misalnya, di ruangan ini banyak pengusaha dari sektor lain yang bisa mengajarkan dan berkolaborasi. Tidak hanya dari Jateng, beberapa di antaranya berasal dari luar daerah. Nah sisi kolaboratif itulah yang coba kita tekankan,” ungkapnya.
Andrie menjelaskan, di Semarang, saat ini mulai tumbuh banyak co-working space, yakni sekitar 15 tempat. Hal itu tak lepas, dari geliat usaha rintisan dan kecanggihan teknologi digital, yang memungkinkan orang bekerja dari jarak jauh.
Seorang pengusaha rintisan ”Teman Berkebun” Iva Rodja menuturkan, ia cukup terbantu dengan fasilitas itu. Lantaran, memudahkannya untuk bertemu dengan klien.
“Kita bergerak di bidang pertanian. Fasilitas ini cukup berguna, terutama ruang pelatihan. Karena kami sering memberi pengetahuan bagi petani atau mahasiswa yang tertarik di bidang pertanian organik,” paparnya.
Di samping itu, tempat model ini juga memperluas jaringan bisnis. Hal itu memungkinkan, sebab, dalam satu ruangan terdiri dari bermacam-macam perusahaan multidisiplin.
“Contohnya, saya kan bukan dari keuangan, nah dulu pernah minta tolong nih salah satu rekan untuk diajari pembukuan. Itu kan membantu sekali, wong saya ini latar belakangnya dari bahasa,” pungkas Iva. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait