Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Andalkan Konsep “Smart Hospital”, Dokter Madya Ini Naik Jadi Direktur RSUD
- 20 Jan
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Dari dokter madya di RSUD RAA Soewondo Pati, Cahyono Hadi “naik pangkat” menjadi Direktur RSUD Dr Moewardi Surakarta, milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dia dilantik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (20/1/2020), menyisihkan dua pesaingnya saat seleksi.
Lalu, apa yang menjadikannya dipercaya memegang kendali rumah sakit di tingkat Jateng itu? Cahyono mengungkapkan, kepercayaan tersebut diberikan seiring dengan lolosnya seleksi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng akhir 2019 lalu. Ia memiliki resep cukup ampuh untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Konsep smart hospital (rumah sakit pintar) diangkat dalam uji kompetensi. Selain itu, pelayanan efektif, efesien, bersih dan transparan.
“Saya ikuti seleksi dengan baik. Mulai dari pendaftaran, syarat administrasi, uji kompetensi, gagasan atau ide. Saya ikuti dengan baik. Saya bersama jajaran akan membangun Jawa Tengah melalui instansi kesehatan, yang bersih, efektif dan efesien. Ya, sesuai aturan yang ada,” katanya, usai pelantikan dan pengambilan sumpah.
Gagasan itu yang kemudian akan dilakukan dan dipertanggungjawabkan usai dilantik menjadi Direktur RSUD Dr Moewardi. Ia mencontohkan, pelayanan terhadap pasien yang harus profesional dan proporsional. Jangan sampai membohongi pasien.
“Kalau pasien butuhnya obat satu, ya dikasih satu. Seperti kata Pak Gubernur tadi. Kalau pemeriksaan laboratoriumnya satu, ya jangan dua. Jadi, jangan sampai kita membohongi pasien,” tegas Cahyono.
Inovasi lain, akan memberdayakan pengobatan herbal. Namun, itu masih akan dikaji mengingat hal tersebut terhitung baru di bidang medis.
“Ini masih akan kita rapatkan, karena ini baru,” ujarnya.
Ketua Tim Seleksi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Provinsi Jawa Tengah, Slamet Budi Prayitno menuturkan, mereka yang dilantik sudah sesuai dengan hasil tahapan seleksi dilakukan November-Desember 2019. Mulai dari pengumuman, pendaftaran, seleksi administrasi, dilanjut pengumuman peserta, uji gagasan, uji kompetensi disertai rekam jejak, hingga tes wawancara, baik dengan panitia seleksi.
“Nah, setelah itu baru penyampaian tiga orang calon kepada Pak Gubernur, pada 16 Desember, untuk diwawancara. Hingga akhirnya Pak Gubernur memutuskan siapa yang terpilih dan dilantik hari ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan, banyak rumah sakit yang menginspirasi gerakan antikorupsi. Namun, dia tetap menekankan agar mereka yang dilantik terus menjaga integritas dan profesionalitas.
“Kalau kita profesional dan berintegritas dalam bekerja itu nilainya satu. Kalau kita lebih baik dapat nilai nol di belakang. Jadi, nilainya 10. Dan kalau bisa mempengaruhi yang lain menjadi baik, ditambah lagi nol, jadi 100. Dan seterusnya, kebaikan-kebaikan nambah nol di belakangnya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Senin (20/1/2020) tadi Gubernur Ganjar Pranowo melantik 11 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemprov Jateng. Yakni, Iwanuddin Iskandar (Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jateng), Eddy Sulistiyo Bramiyanto (Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jateng), Haerudin (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jateng), Harso Susilo (Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng), Arief Djatmiko (Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng), Sakina Rosellasari (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng).
Cahyono Hadi (Direktur RSUD Dr Moewardi Provinsi Jateng), Tri Kuncoro (Direktur RSUD Dr Margono Soekarjo Provinsi Jateng), Alek Jusran (Direktur RSJD Dr Amino Gondohutomo Provinsi Jateng), Heri Dwi Purnomo (Wakil Direktur Umum RSUD Dr Moewardi Provinsi Jateng), dan Yasip Khasani (Wakil Direktur Keuangan RSUD Dr Moewardi Provinsi Jateng). (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)