Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Hindari Penggusuran, Waduk Bantarkawung Digeser ke Sindangwangi
- 18 Dec
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memutuskan lokasi Waduk Cipamali Kabupaten Brebes di Desa Sindangwangi. Lokasi itu dipilih karena merupakan areal yang tidak terdapat permukiman sehingga pembangunan waduk tidak perlu menggusur rumah warga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah Eko Yunianto mengatakan, sebelumnya memang beredar kabar lokasi waduk di Desa Bantarkawung, Brebes. Lokasi itu rupanya ditolak warga, bahkan sampai menggelar demonstrasi. Untuk mengakomodasi aspirasi warga, Pemprov Jateng kemudian menggelar jejak pendapat dan mengeluarkan tiga alternatif lokasi pembangunan waduk yang lebih strategis.
“Melihat dinamika di lapangan, kami kemudian menggelar rapat untuk mencari solusi terbaik. Ada tiga alternatif lokasi baru, dan yang paling memungkinkan adalah di Desa Sindangwangi, tepatnya di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Cigunung,” kata Eko.
Pemilihan lokasi itu, lanjutnya, karena terletak di daerah hutan dan tegalan. Praktis tidak ada permukiman di lokasi tersebut, sehingga diharapkan tidak terjadi permasalahan sosial di masyarakat.
“Nantinya, di lokasi itu akan dibangun Bendungan Cipamali dengan tinggi bendungan 77,5 meter dengan potensi tampungan sebesar 17,38 juta meter kubik, dan potensi debit air sebanyak 193,66 juta meter kubik/tahun,” terang Eko.
Diterangkan, pembangunan Waduk Cipamali merupakan kebutuhan dalam rangka pengelolaan air di Jawa Tengah. Selain penting untuk mendukung industri sebagai ujung tombak meningkatkan investasi, pengelolaan air juga sangat menunjang kebutuhan hidup masyarakat di masa yang akan datang.
Dipilihnya Brebes, lanjut Eko, mengingat daerah itu merupakan wilayah sungai Pemali Comal dengan luasan 485.721,35 hektare, dan terbagi dalam 32 daerah aliran sungai (DAS). Potensi sumber daya air di wilayah Pemali Comal mencapai 10.978 miliar kubik, dan sampai saat ini baru dikelola sebesar 18,02 persen.
“Untuk memanfaatkan potensi air yang sangat besar itulah, maka diperlukan pembuatan penampungan-penampungan air di lokasi itu. Memang sudah ada dua waduk di Pemali Comal, yakni Cacaban dan Penjalin, namun kapasitas keduanya masih kecil,” tambahnya.
Disinggung terkait progres pembangunan waduk Cipamali, Eko mengatakan bahwa saat ini masih masuk proses pra studi kelayakan atau pra feasibility study. Sehingga lanjut dia, proses pengerjaan waduk akan masih berjalan sangat panjang.
“Sekarang baru pra-FS (feasibility study), jadi masih panjang waktunya. Untuk anggaran, nantinya diharapkan dari APBN, karena kalau dari APBD jelas tidak memungkinkan,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, rencana pembangunan Waduk Cipamali di Desa Bantarkawung Brebes ditolak warga. Warga menolak pembangunan waduk tersebut karena enggan direlokasi akibat adanya proyek pembangunan waduk tersebut. (Humas Jateng)