Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pemprov Jateng Segera Luncurkan BRT Koridor Semarang-Kendal
- 23 Oct
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober mendatang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan meluncurkan koridor baru BRT Trans Jateng dengan rute Semarang (Terminal Mangkang)-Kendal (Terminal Bahurekso). Peluncuran rencananya dilakukan di Alun-alun Kendal.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Satriyo Hidayat menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengembangkan angkutan aglomerasi yang menghubungkan satu wilayah dengan lainnya. Sebab, permintaan masyarakat akan moda transportasi yang murah dan nyaman terus meningkat.
Saat ini, Pemprov Jateng telah memiliki BRT Trans Jateng sebagai aglomerasi angkutan massal antar wilayah. Sudah ada dua koridor BRT Trans Jateng yang melayani masyarakat, yakni koridor Semarang-Bawen dan Purwokerto-Purbalingga. Minggu depan, Pemprov Jateng akan meluncurkan satu koridor baru BRT Trans Jateng rute Semarang-Kendal. Koridor Semarang-Kendal akan melayani rute dari terminal Mangkang ke Terminal Bahurekso Kendal.
“Peluncuran koridor baru akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2019 mendatang. Ke depan akan kami kembangkan dengan membuat angkutan feeder ke Kawasan Industri Kendal. Sebanyak 14 unit armada kami siapkan untuk melayani rute baru ini,” katanya, saat Konferensi Pers, di Lantai 1 Gedung A Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (23/10/2019).
Tak hanya itu, pada tahun 2020 lanjut Satriyo, pihaknya juga menargetkan membuka koridor baru BRT Trans Jateng. Koridor baru tersebut disiapkan untuk melayani kawasan aglomerasi Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang dan Temanggung) dan Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten).
Selain untuk perpindahan manusia, pengembangan koridor BRT Trans Jateng di wilayah Purwomanggung dan Subosukawonosraten lanjut Satriyo diharapkan juga dapat meningkatkan pengembangan pariwisata di kawasan Borobudur. Dengan adanya transportasi massal yang terkoneksi, maka kunjungan ke sejumlah destinasi wisata di kawasan Borobudur akan meningkat.
“Saat ini, sosialisasi kepada operator eksisting, stakeholders dan masyarakat calon pengguna sudah dilakukan di dua koridor itu,” terangnya.
Proyek pengembangan angkutan aglomerasi di Jateng diharapkan mampu mengurangi kemacetan serta tingkat kecelakaan di jalan akibat penggunaan kendaraan pribadi. Selain itu lanjut dia, juga mengurangi beban biaya transportasi bagi buruh, pelajar, veteran dan juga masyarakat umum dengan memberikan tarif yang sangat murah, yakni Rp2.000 untuk pelajar, veteran dan buruh serta Rp4.000 untuk umum.
“Hal ini akan menjadi salah satu trigger terhadap daya beli masyarakat atas penghematan biaya transportasi yang dikeluarkan. Dengan begitu, diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut Satriyo menerangkan, minat masyarakat terhadap moda transportasi umum berbiaya murah sangat tinggi. Di dua koridor BRT Trans Jateng yang telah beroperasi, jumlah penumpang terus mengalami peningkatan.
Bahkan di koridor Purwokerto-Purbalingga, masyarakat meminta agar Pemprov Jateng menambah koridor baru. Namun demi pemerataan, hal itu belum dapat dilakukan.
“Untuk koridor Semarang-Bawen misalnya, setiap hari rata-rata ada 5.700 penumpang yang menggunakan moda tranportasi umum itu. Sementara di koridor Purwokero-Purbalingga, rata-rata penumpang perhari sebanyak 3.360 orang,” terangnya.
Tingginya minat masyarakat menggunakan BRT Trans Jateng juga berimbas pada peningkatan pendapatan. Pada bulan September 2019, pendapatan dari dua koridor tersebut sebesar Rp8,047 miliar. (Humas Jateng/ Diskominfo Jateng)