7.695 Guru Ngaji di Rembang Terima Tambahan Insentif Pemprov Jateng

  • 08 Apr
  • ikp
  • No Comments

Rembang – Sebanyak 7.695 guru ngaji se-Kabupaten Rembang menerima tambahan insentif dari Pemprov Jateng di Pendapa Kabupaten Rembang, Senin (8/4/2019) siang.

Penyerahan bantuan insentif secara simbolis dengan menyerahkan buku tabungan Bank Jateng Syariah oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen disaksikan Kepala Kantor Kemenag Jateng Farhani, Bupati Rembang Abdul Hafidz, dan Anggota DPR RI Muhammad Anwari Thomafi, kepada 10 guru ngaji.

Menurut Bupati Rembang Abdul Hafidz, insentif untuk guru ngaji di Kabupaten Rembang diberikan sejak 2002 senilai Rp200 ribu setiap bulannya. Meski sampai saat ini jumlahnya masih sama, tetapi jumlah penerimanya setiap tahun bertambah.

“Kalau dulu, yang kita beri hanya kepala madrasah. Kemudian guru yang memiliki santri minimal 30 orang. Sekarang hampir semuanya. Bertambahnya insentif dari pemprov, tentu akan membuat para guru ngaji lebih bersemangat mencetak generasi yang berkarakter, mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” katanya.

Guru mengaji Musala Al Birroh Desa Gunem, Kecamatan Gunem, Solihat (63), menambahkan, baginya mengajar anak-anak adalah bentuk pengabdian dan ibadah. Ketika ada bantuan dan perhatian dari pemerintah, hal itu merupakan nilai plus yang harus disyukuri.

“Saya terima kasih sekali ada tambahan insentif dari Pemprov (Jateng). Semoga makin berkah dan memberi manfaat, bagi pemerintah maupun kami yang menerimanya,” tutur ibu empat anak dan delapan cucu itu.

Sementara itu, guru Madrasah Al Anwar 3 Kecamatan Sarang, Fian Nurcahyani (23) mengungkapkan, selain menerima insentif dari Pemkab Rembang, setiap bulan, ia menerima bisyaroh dari yayasan sebesar Rp40 ribu.

“Syukur Alhamdulillah, yang dari Pemprov Jateng bisa untuk membantu biaya wisuda April ini,” katanya.

Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, di depan para guru ngaji menegaskan, awal membuat program ini, pihaknya mengaku kesulitan untuk menghitung jumlah Madin, TPQ dan pondok pesantren. Namun, kesulitan itu teratasi karena dibantu Kemenag Jateng, FKDT, FKPT dan Badko TPQ.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, mendorong pesantren untuk mengembangkan usaha ekonomi baik melalui produk unggulan maupun ritel. Pihaknya pun akan membantu perizinan maupun sertifikasi halalnya.

“Pada tahun 2020, kita akan membuat Program Bosda untuk mengembangkan pendidikan agama, baik negeri maupun swasta. Anggarannya sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. Untuk itu, kita dorong pajak di Jateng meningkat, agar kemajuan di Jateng dapat tercapai,” ungkapnya.

Penulis : Sy, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Eb, Humas Jateng

Berita Terkait