Bupati Banjarnegara Tinjau Lokasi Pergerakan Tanah di Kebutuhjurang

  • 17 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Banjarnegara – Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Sabtu petang (16/2/2019), meninjau bencana pergerakan tanah di Dukuh Kalientok RT 4 RW 6 Kadus II Karangtengah Desa Kebutuhjurang Kecamatan Pagedongan. Bupati didampingi Muspika Pagedongan, BPBD, dan relawan yang telah mengantisipasi keadaan sejak peristiwa awal terjadi.

Kepala desa Kebutuhjurang, Jarwo, menerangkan, hari kejadian tanah bergerak ini sebenarnya sudah sejak 6 Februari sekira jam 6 sore. Namun sejak dua hari kemarin ada gejala signifikan yang ditandai retaknya beberapa tembok rumah warga. “Tiba-tiba rumah  warga kami ada yang retak temboknya, amblas atau merekah teras dan lantainya,” kata Jarwo sambil menunjuk ke salah satu rumah.”Yang terdampak sementara 7 rumah dengan 24 jiwa, semoga tidak bertambah lagi,”  imbuh Jarwo.

Sementara itu Bupati Budhi Sarwono melalui telepon langsung menghubungi Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Arif Rachman. Bupati menginstruksikan penanganan segera untuk bencana ini.”Saya sudah memberi arahan kepada BPBD untuk segera mencukupi logistik dan berkordinasi dengan Dinas Sosial untuk kepentingan pengungsian atau  relokasi warga,” katanya.”Saya perintahkan untuk relokasi karena saya sudah melihat lokasi sekeliling permukiman ini. Tadi di bawah juga dekat dengan sungai dan ini bisa memicu pergerakan tanah,” terangnya.

Bupati juga mnghimbau penduduk untuk tidak membuat rumah dekat tebing atau di bawah jurang. “Tolong bapak bapak terutama orang tua dan calon kepala keluarga yang akan membangun rumah, mbok yao pilihlah lokasi rumah yang aman,” himbau Budhi.”Tadi saya sudah mengamati, ada beberapa rumah saudara kita yang dekat tebing, atau di bawah jalan. Ayo kita jaga keselamatan keluarga masing-masing, jangan bangun rumah di lokasi yang mengundang resiko,” pintanya.

Salah seorang warga yang terdampak mengatakan, dirinya sekeluarga sementara mengungsi ke rumah tetangga yang masih aman.”Terus terang kami khawatir terutama di musim hujan seperti ini, apalagi hujan seringnya turun malam hari,” ungkapnya.

 Jumlah rumah di dukuh itu ada 15 dengan 18 KK sementara jumlah jiwa sebanyak 59 orang. Kontur tanah di sekitarnya sebenarnya termasuk tanah liat, sementara kondisi geografisnya banyak terdapat jurang terjal.

Berita Terkait