Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Warga Solo Sambut RSUD Baru
- 07 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments

SOLO – Tak lama lagi warga di Surakarta bagian timur dan selatan tidak perlu kawatir jika hendak berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta berencana akan mulai mengoperasikan RSUD Semanggi pertengahan tahun 2019 ini.
Hal ini disampaikan Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo usai melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) terkait proyek pembangunan RSUD Semanggi, Rabu (6/2)”Untuk perkembangan konstruksi bangunan fisik RSUD Semanggi diprediksi bulan April 2019 rampung, setelah itu melengkapi sarana dan prasarananya. Jika sudah bisa terpenuhi, maka rencananya RSUD akan mulai beroperasi pada bulan Agustus mendatang,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Rudy ini menyebutkan, bahwa saat ini, progres pembangunan RSUD sudah mencapai 70 persen. Lalu untuk kebutuhan dana, baik konstruksi senilai Rp 192 miliar dan pengadaan alat kesehatan sarana prasarana sebesar Rp 80 miliar, dibiayai secara mandiri melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Ini seperti mimpi tanpa ngiler,” ujarnya.
Rudy bercerita, anggaran untuk pengadaan alat kesehatan semula hendak dimintakan bantuan ke pemerintah pusat. Akan tetapi, Pemkot kemudian memutuskan untuk membiayai pengadaan alat kesehatan (alkes) dengan APBD. Kebijakan ini diambil agar RSUD Semanggi bisa segera dioperasionalkan. Untuk diketahui RSUD ini adalah rumah sakit tipe C, dan nantinya menyediakan empat pelayanan spesialis dasar, yaitu ginekologi, anak, bedah dan penyakit dalam.
Untuk diketahui, sebelumnya Pemkot Surakarta sempat berencana menjalankan pelayanan medis terbatas di RSUD Semanggi pada awal tahun ini. Pelayanan medis terbatas ini dimaksudkan jika bangunan fisik sudah siap, maka RSUD akan memberikan sebagian pelayanan seperti rawat jalan dan pelayanan dokter spesialis.
Kebijakan tersebut diambil lantaran proposal permohonan pengadaan sarana dan prasarana (sarpras) kesehatan yang diajukan oleh Pemkot kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak dapat diproses karena tidak dilampiri izin operasional rumah sakit. Padahal untuk mengajukan izin operasional, bangunan rumah sakit harus sudah jadi dan sudah memberikan pelayanan medis terlebih dahulu.
Menyikapi kondisi tersebut, pembiayaan pengadaan sarpras di luar APBN pun dimaksimalkan. Pemkot lantas mengalokasikan dana pengadaan itu dalam APBD 2019 sekurangnya Rp 50 miliar untuk memenuhi beberapa fasilitas, seperti instalasi gawat darurat (IGD), fasilitas bagi pasien rawat jalan serta pemeriksaan dokter spesialis.”Jika menggantungkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat, kemungkinan harus menunggu cukup lama, bahkan mungkuin baru cair pada tahun 2020 mendatang. Dan dalam APBD 2019 ini, telah dialokasikan anggaran pengadaan alkes senilai Rp 80 miliar, sehingga sembari menunggu finishing bangunan fisik, pengadaan alkes dapat dikerjakan,” jelasnya.
Wali Kota mengakui, meski sudah menghemat anggaran dan telah mengalokasikan Rp 80 miliar Pemkot masih perlu mengupayakan tambahan dana guna memenuhi seluruh kebutuhan sarana prasarana RSUD. “Memang masih ada kekurangan Rp 800 juta. Nanti kami carikan kekurangannya,” tegas dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Ngipang, yang juga anggota dari tim pembangunan RSUD Semanggi, Willy Handoko Widjaja menerangkan bahwa pengadaan tempat tidur bisa melampaui target awal yakni 100 bed. “Awalnya kami mencoba menyiapkan 100 bed dulu, karena dana pengadaan sarana dan prasana (sarpras) dalam APBD harus dibagi-bagi untuk berbagai kebutuhan. Tapi ternyata kami bisa mendapatkan 200 bed, tanpa harus menambah anggaran,” jelasnya.
Jumlah 200 tempat tidur itu sesuai dengan kebutuhan awal operasional RSUD Semanggi sebagai rumah sakit tipe Willy mengatakan, pihaknya mendapatkan penawaran tempat tidur tersebut dari e-katalog. Willy tidak merinci harga per unit tempat tidur yang dimaksud. Namun ia memastikan, tempat tidur tersebut belum digunakan rumah sakit lain di Solo. Rencananya 200 tempat tidur itu dipesan bulan depan, guna mengantisipasi kenaikan harga. “Kalau untuk peralatan operasi untuk RSUD Semanggi kami cenderung memilih produk dari Jerman, yang kualitasnya sudah terbukti bagus,” katanya.