Prospek Kerajinan Kulit Ikan Pari Boyolali Sangat Menjanjikan

  • 07 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Dewasa ini, perkembangan dunia mode sangat berkembang pesat. Berbagai inovasi mode memunculkan produk-produk mode unik dan kreatif. Salah satu produk mode yang sering dipakai yakni tas atau dompet. Keberadaan mode tersebut begitu penting untuk menunjang penampilan.

Hal tersebut yang menginspirasi Wawan Purnomo menekuni usaha kerajinan tas berbahan dasar kulit ikan pari. Dirintis sejak Desember 2008 lalu di Desa Sambon; Kecamatan Banyudono, usahanya sudah mampu menciptakan berbagai macam model tas, dompet, ikat pinggang dan sejumlah produk lainnya yang dibantu oleh enam orang karyawan. Meski wilayahnya bukan daerah dengan perairan laut, namun Wawan melihat peluang menjanjikan tersebut.

“Untuk di Indonesia sendiri prospek masih sangat bagus. Dari Medan, saya pulang kampung untuk berwiraswasta Desember 2018,” jelasnya saat dijumpai di tempat usahanya, pada Rabu (6/2).

Alumnus Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta ini mengaku cukup mengalami kendala saat merintis usaha, salah satunya dengan mencari bahan dasar kulit ikan pari dengan biaya sendiri. Namun, Ia memperoleh bahan baku kulit ikan pari dari wilayah Jepara hingga usahanya mampu menghasilkan omset per bulan yang mencapai Rp 30 juta.

“Produk disini kita utama tas, dompet, ikat pinggang dan tergantung pesanan dari pelanggan. Untuk harga dompet mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 800 ribu, tas Rp 900 ribu hingga Rp 4 juta,” terangnya.

Harga tersebut menurutnya sudah sesuai dengan tingkat kesulitan saat membuat tas. Proses dari kulit mentah, penyamakan sekitar 10 hari, setelah proses penyamakan selesai dilanjutkan dengan penyempurnaan (finishing). Setelah proses finishing, masuk ke proses pembuatan barang tergantung pesanan.

“Produknya kombinasi, pembuatan luar dari ikan pari dan bagian dalam dari kulit sapi, jadi memang semua full kulit jadi pembeli tidak merasa kecewa. Kalau sintesis ketahanan tidak bisa lama,” ujarnya.

Untuk pembuatan tas, pihaknya bisa menyelesaikan dalam waktu tiga hari. Sedangkan, untuk pembuatan dompet, satu hari bisa terselesaikan. Pemasarannya juga tergolong tidak sulit, pihaknya memiliki toko dan dipasakan juga melalui daring (online).

“Harapannya bisa membantu warga sekitar sini untuk lebih maju, membantu pembangunan lingkungan sekitar sini,” tutupnya.

Berita Terkait