Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Kucurkan Rp4,5 M, Sinergi Semen Gresik – Pemkab Rembang Bangun Jalan Lingkar Tireman – Ngotet
- 30 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

PT Semen Gresik dan Pemkab Rembang bersinergi membangun Jalan Lingkar Tireman – Ngotet. Upaya pembangunan infrastruktur jalan ini diharapkan berimbas mendongkrak perekonomian dan berbagai aspek lainnya yang ada di Kota Garam.
Jalan Lingkar Tireman – Ngotet berstatus jalan kabupaten. Tahun 2018, Pemkab Rembang selaku penanggung jawab sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp15 miliar untuk pembangunan infrastruktur tersebut. Sedang Semen Gresik berkomitmen mendukung pembangunan tersebut dengan mengucurkan anggaran sekitar Rp4,5 miliar. Kegiatan oleh Semen Gresik dilakukan dalam tiga tahap.
Rinciannya, pertama kali anggaran CSR yang dikucurkan Rp500 juta. Sedang tahap kedua berupa pengaspalan dan pengecoran anggarannya mencapai Rp3,57 miliar. Dan tahap ketiga dana yang dikeluarkan digelontorkan sebesar Rp525 juta. Panjang jalan yang diaspal tahap ketiga sepanjang 85,7 meter dan lebar 7 meter yang tersebar di dua titik di Desa Tireman.
Senin (28/1) sore, kegiatan pengaspalan jalan tahap III ini diserahterimakan dari Semen Gresik ke Pemkab Rembang. Hadir dalam kegiatan ini, Wabup Rembang, Bayu Andriyanto, Sekda Subakti, Kepala Unit Komunikasi dan CSR PT Semen Gresik Kuswandi dan berbagai elemen lainnya.“Pembangunan Jalan Lingkar Tireman – Ngotet ini merupakan upaya Semen Gresik bersinergi dengan pemkab dalam mempercepat pembangunan daerah yang ujungnya bisa mendukung akselerasi perekonomian Kabupaten Rembang secara luas,” kata Kuswandi.
Saat kegiatan serah terima itu, Wabup dan Sekda Rembang didampingi jajaran PT Semen Gresik juga meninjau langsung titik badan Jalan Lingkar Tireman – Ngotet yang diperbaiki. Rombongan juga melihat sejumlah titik lain yang mengalami kerusakan. Sejumlah truk dan kendaraan berat dari berbagai industri dan perusahaan baik lingkup Rembang maupun luar daerah terlihat melintas di jalan tersebut . Maklum saja, infrastruktur ini memang jalan umum sehingga kendaraan apapun bisa melintas di atasnya.
Kuswandi menambahkan selain melakukan pengaspalan dan pengecoran melalui dana CSR, Semen Gresik juga berupaya menjaga “umur” badan Jalan Lingkar Tireman – Ngotet. Caranya dengan truk operasional Semen Gresik yang juga menjadi salah satu pengguna Jalan Lingkar Tireman – Ngotet itu disesuaikan dengan kapasitas jalan kabupaten tersebut.“Untuk truk semen tonasenya kita sesuaikan. Tapi untuk ribuan truk non semen yang sehari-hari juga menjadi pengguna jalan, kita tidak tahu, karena bukan bagian dari Semen Gresik,” jelasnya.
Sementara itu, Wabup Rembang Bayu Andriyanto mengapresiasi upaya yang dilakukan Semen Gresik. Menurutnya upaya sinergi antara pemkab dan perusahaan seperti Semen Gresik memang harus dilakukan karena perbaikan infrastruktur jalan memang membutuhkan anggaran besar. Tahun 2018, kata Bayu Pemkab Rembang sudah mengucurkan anggaran Rp15 miliar untuk pengecoran di Jalan Lingkar Tireman – Ngotet. Tahun 2019, pihaknya juga berencana menggelontorkan anggaran Rp15 miliar dari Pemprov Jateng untuk kegiatan serupa. Hanya saja, hingga kini anggaran tersebut belum cair.“Pemkab berterima kasih karena Semen Gresik sudah ikut membantu Rp4,5 miliar. Semoga nanti masih anggaran lagi dari Semen Gresik untuk infrastruktur ini,” harap Bayu.
Saat tinjauan lapangan, Wabup Rembang ini mengaku sedih melihat kondisi Jalan Lingkar Tireman – Ngotet. Ia berharap berbagai pihak lain juga ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam perbaikan badan jalan yang dalam kondisi rusak.“Kondisi koyok ngene nak bolong kudu memang ndang kudu ditambal. Dadi ga tambah ombo lan tambah jero. Ini tidak bisa kalau persoalan ini hanya ditangani pemkab atau perusahaan tertentu karena faktanya akses jalan memang digunakan secara luas baik industri maupun masyarakat,” jelas Bayu.
Sebelum tinjauan Jalan Lingkar Tireman – Ngotet, rombongan Wabup Rembang dan jajaran Semen Gresik menghadiri kegiatan serah terima pembangunan RTLH bantuan Semen Indonesia kepada Mbah Lasmi (70 tahun) di Balai Desa Sridadi Kecamatan Rembang. Rumah “baru” untuk korban kebakaran ini dibangun dengan material bata interlock yang merupakan inovasi terbaru Semen Indonesia.
Rumah dengan bata interlock memiliki berbagai keunggulan. Selain pengerjaan yang cepat hanya sekitar 15 hari, rumah tersebut juga ramah lingkungan dan kuat serta tahan gempa. Selain itu juga ekonomis, bernilai estetika dan membuat kondisi dalam rumah terasa sejuk.
Dalam kesempatan itu, Bayu mengatakan selain infrastruktur, masalah lain yang ingin dituntaskan jajarannya adalah persoalan kemiskinan. Dan kehadiran investasi di Rembang diakuinya ikut berkontribusi positif menurunkan angka kemiskinan maupun perbaikan infrastruktur.“Semoga kerjasama ini bisa terus ditingkatkan sehingga kehadiran investasi benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” tandas Bayu Andriyanto.