Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
TPA Overload, DLH Optimalkan Langkah Minimalisir Tumpukan Sampah
- 10 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

Kota Pekalongan, Info Publik – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu yang telah overload menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani, sebab dapat mengancam lingkungan dan menganggu aktivitas warga yang tinggal di sekitar TPA. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak yang disebabkan oleh tumpukan sampah tersebut.
“TPA Degayu sudah overload atau sudah tidak layak secara teknis difungsikan untuk TPA, ketinggian tumpukan sampai sudah lebih dari 17 meter dengan luasan total 5,8 hektar. Kalau secara ketentuan dari ketentuan Permenpu standar yang normal atau baik ketinggian 3 meter,” ucap Kepala DLH Kota Pekalongan saat ditemui di kantornya, Rabu (09/01/2019)
Disampaikan Purwanti, upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan yakni akan direncanakan pengoptimalisasi area yang ada dengan membuka zona IV yang pengerjaannya akan dimulai pada tahun 2019 ini. Pembukaan zona IV ini telah dibuat Masterplan sejak tahun 2017 dilanjutkan di tahun 2018 dibuat Detail Engineering Design (DED).
Purwanti menambahkan pihaknya mendapatkan informasi dari provinsi bahwa akan ada pembentukan TPA Regional yang difasilitasi oleh anggaran Denmark yang diharapkan sampah yang ada di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang dapat tertampung di TPA regional. Mengenai lokasi TPA Regional ini akan difokuskan di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang yang diperkirakan memakan biaya mencapai 7 miliar dan realisasi dalam jangka lima tahun. “Volume sampah yg masuk ke TPA saat ini kisarannya 150 ton/hari (data survey 2018 kemarin). InshaAllah realisasi fisik DED selesai paling cepat di tahun 2020,” jelas Purwanti.
Disamping itu, Purwanti menerangkan DLH akan terus mengoptimalkan bank-bank sampah dan terus menggalakan sosialisasi kesadaran kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
“Tahun 2018, targetnya tiap RW ada bank sampah. Kami membentuk 54 bank sampah yang belum dievaluasi. Sebelumnya ada bank sampah induk Kertoharjo, bank sampah Tirto, Landungsari. Tapi kita punya TPS3R yg dimaksudkan untuk memilah sampah, sampah organik jadi pupuk, anorganik dijual. Masing-masing warga dapat mengolah sampahnya dipilah terlebih dahulu sehingga tidak ada lagi yang terbuang ke TPA,” pungkasnya.