Pengendalian “Zoonosis” Butuh Peran Aktif Semua Pihak

  • 15 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Dalam upaya meminimalisir angka penyakit zoonosis di Kota Pekalongan, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Penyakit Zoonosis di Ruang Rapat Assisten Pembangunan Setda Kota Pekalongan, Rabu (14/11).

Rakor dengan mengusung tema “Pendekatan Onehealth dalam Menghadapi Kompleksitas Zoonosis” dibuka oleh Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Agus Jati Waluyo dan dihadiri oleh Kabag Perekonomian Setda, Betty Dahfiani Dahlan, OPD terkait yakni jajaran Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa), Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Instansi Rumah Sakit, Perwakilan dari Kecamatan se-Kota Pekalongan.

Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Agus Jati Waluyo dalam laporannya, menyampaikan bahwa peningkatan penemuan permasalahan Zoonosis terutama akibat peningkatan interaksi hewan dengan manusia yang memerlukan intensifikasi pengendalian secara lintas sektor.

“Rakor ini mengajak para tim atau komisi pengendalian Zoonosis yang telah terbentuk dari berbagai sektor, selain sebagai ajang silaturahmi, namun juga memperkuat diri agar penyakit Zoonosis jangan sampai menjangkit masyarakat Kota Pekalongan sehingga adanya kesiapan bersama-sama dalam mencegah penyakit Zoonosis yang dapat merugikan manusia”, kata Kepala Dinperpa.

Agus menambahkan dalam rakor tersebut membahas informasi mengenai laporan pengendalian Zoonosis di Kota Pekalongan, Konsep Pendekatan One health dan Eco health dalam menghadapi penyakit Zoonosis dan rencana sosialisasi.

Pihaknya berharap melalui rakor ini, para tim yang telah terbentuk ini juga dapat menyebarluaskan dan mengedukasi masyarakat khususnya para peternak dan para pecinta hewan untuk peduli akan pentingnya menjaga kesehatan diri, hewan, dan lingkungan agar tidak terjangkit panyakit Zoonosis. Masyarakat bisa lebih proaktif untuk memeriksakan hewan kesayangannya untuk di cek kesehatannya.

Bertindak sebagai pemateri dalam rakor tersebut Dr. Indah dari Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pekalongan yang memaparkan penyakit Zoonosis dan bahayanya, sementara itu dari

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinperpa Kota Pekalongan, Ilena Palupi menyampaikan materi Upaya Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Konsep Pendekatan Onehealth dan Ecohealth.

“Zoonosis merupakan suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, jenisnya antara lain Flu Burung, Rabies, Pes, Leptospirosis, Antrax dan lain-lain. Masalah Zoonosis perlu dikendalikan karena dalam kondisi tertentu dapat berpotensi menjadi wabah atau pandemi.  Ancaman Zoonosis di Indonesia maupun di dunia cenderung meningkat dan berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, keamanan dan kesejahteraan rakyat”, ujar Indah.

Menurut Indah, berdasarkan data Dinkes Kota Pekalongan, meskipun di tahun 2018 belum ada kasus Zoonosis yang terlaporkan, namun harus tetap ada kewaspadaan bersama terhadap penyakit tersebut.

“Jangan sampai baru ada kasus baru lapor ke dinas terkait, namun masyarakat harus inisiatif melakukan upaya preventif agar terhindar dari penyakit Zoonosis. Oleh karena itu kita tekankan kepada masyarakat tentang hal-hal apa saja yang perlu diawasi atau sebab-sebab dan gejala/ tanda-tanda tertular penyakit Zoonosis”, tambahnya.

Di lain sisi, Ilena Palupi selaku Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinperpa Kota Pekalongan menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap Zoonosis antara lain dengan melakukan pembinaan kepada para peternak dan pemilik hewan agar mengetahui cara beternak yang baik sesuai standar kesehatan hewan dan lingkungan, rutin melaksanakan vaksinasi hewan secara massal  di Puskeswan yakni vaksin flu burung dan rabbies yang ditetapkan sebagai penyakit hewan strategis, pengobatan hewan massal yang dilakukan 2 kali dalam setahun dengan melibatkan tenaga veterinarian handal, dan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) serta pemeriksaan daging hewan yang telah dipotong.

Lebih lanjut Illena menjelaskan perkembangan pengendalian Zoonosis di saat ini mengarah kepada konsep baru yaitu ‘one world, one medicine, one health’ yang mengedepankan kerjasama yang lebih terintegrasi dan sinergis antara dokter hewan dan dokter dalam mengantisipasi penyakit-penyakit zoonosis yang berpotensi epidemik yang dikenal dengan konsep one health. Kemudian muncul konsep ecohealthyang dianggap sejalan dengan konsep one health yang juga, akan tetapi konsep ecohealth dikatakan memperluas konsep one health.  Pilar dalam konsep one health adalah profesi kedokteran hewan, kedokteran manusia dan kesehatan masyarakat, sedangkan konsep ecohealth lebih bersifat mulitidisiplin dimana ilmu-ilmu lain ikut dilibatkan seperti lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.

“Kedua konsep pendekatan ini melibatkan seluruh disiplin ilmu secara terpadu untuk menggerakan tim tersebut agar lebih terintegrasi dalam pengendalian Zoonosis yang didasarkan pada SOP guna mewujudkan  kesehatan yang lingkupnya global (manusia,hewan dan lingkungan)”, jelasnya.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)

Berita Terkait