Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menjadi khotib pada sholat idul adha di alun alun Karanganyar Rabu
- 23 Aug
- yandip prov jateng
- No Comments


Totalitas Kepatuhan, Kemuliaan Manusia dan Pengorbanan
Tiga Point Pelajaran dari
Kisah Nabi ibrahim dan Ismail
Jamaah sholat Idul Adha di Alun-alun Karanganyar terasa berbeda. Pasalnya Bupati Karanganyar menjadi khotib sholat idul adha 1439 H. Sedangkan Imam adalah kepala Depag Kabupaten Karanganyar Mustain Ahmad. Dalam khotbah bupati Karanganyar mengajak mengenang kembali nabi ketaatan ibrahim dan kesholehan putranya Ismail.
Dalam usia senja, nabi ibrahim yang memiliki putra diminta untuk menyembelih putranya. Si anaknya pun patuh kepada Allah hingga bersedia disembelih. Namun ketaatan nabi ibrahim dan putranya kemudian diganti oleh Allah seeokor kambing. “Daging (hewan kurban) dan darah itu sekali kali tidak akan sampai ke Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Surat Al Hajj ayat 37,” papar Juliyatmono.
Tiga hal yang dapat diambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim tersebut. Pertama totalitas kepatuhaan kepada Allah. Nabi ibrahim sanggup mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai agama. Sementara Ismail dengan ketulusan patuh kepada Allah dan berbakti kepada orang tua.
Kedua, kemuliaan manusia. Jangan menganggap mahal sesuatu bila untuk mempertahankan nilai nilai agama dan tidak meremehkan orang lain. Sesungguhnya manusia yang satu dan lainya adalah bersaudara yakni sama sama keturanan adam. “Hakekatnya menyakiti atau membunuh orang lain juga menyakiti kita semuanya,” imbuhnya.
Yang ketiga, tambah Juliyatmono pelajaran yang bisa diambil adalah pengorbanan. Sedekah daging qurban hanyalah simbol yang sejatinya maknanya luas dan kompleks. Berkorban itu meliputi harta, benda, tenaga dan pikiran. Pengorbanan adalah manifestasi kita sebagai mahkluk sosial. Tentu akan kacau jika kita hanya mengandalkan ego. Misalnya di lampu bangjo tidak berhenti pada saat lampu merah dan masih banyak contoh lainnya. “Esensi korban adalah solidaritas sesama dan ketulusan yang murni yang hanya mengharap Ridho Allah. Sebab sebaik baiknya manusia adalah manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain,” pungkasnya. (Her)