Enceng Gondok Rawa Pening Antarkan Sagasco ke Kompetisi Internasional

  • 20 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Perusahaan siswa SMAN 3 Semarang ‘Sagasco Student Company’ akan mewakili Indonesia dalam kompetisi bisnis tingkat Asia Pasifik, JA Asia Pacific Company of the Year Competition, di Manila, Filipina, Maret 2019 mendatang.

Tim yang terdiri dari pengusaha muda berstatus pelajar SMAN 3 Semarang tersebut, akan bersaing dengan tim dari belasan negara Asia Pasifik. Produk andalan para siswa kelas X ini, Echoes dan Whynotes. Yakni sandal, sepatu dan binder multifungsi buatan tangan berbahan dasar eceng gondok dari Rawa Pening.

“Binder multifungsi ini pada bagian dalamnya terdiri dari dua bagian. Sehingga selain untuk tempat menyimpan dokumen-dokumen, pada sisi sampingnya juga bisa berfungsi sebagai dompet lengkap dengan tempat kartu-kartu penting,” terang salah satu siswa SMAN 3 Semarang, Zinedine Alam Ganjar, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di rumah dinas Puri Gedeh, Senin (20/8).

Alam selaku President Director Sagasco SC datang bersama anggota tim yang akan berkompetisi di Manila, didampingi Kepala SMAN 3 Semarang beserta staf pengajar, ditemui kedua orangtuanya, Ganjar Pranowo dan Atikoh Ganjar Pranowo.

Siswa kelas X itu menjelaskan, persiapan menghadapi kompetisi bisnis tingkat Asia Pasifik tersebut, tim Sagasco SC terus berupaya menggaet instansi pemerintah, lembaga, perusahaan swasta, termasuk Pemprov Jateng guna merealisasikan fitur potensial Sagasco. Yaitu ekspansi kualitas produk, ekspansi inovasi produk dan be to be marketing.

“Tapi kita masih terkendala di aksesnya. Karena itu dalam waktu kurang lebih tujuh sampai delapan bulan ini, kami akan POAC atau planning, organizing, actuating, dan controlling. Kami berharap semua bisa berjalan lancar dan dapat trofi di Manila,” harapnya.

Diterangkan, ide membuat produk alas kaki dan binder multifungsi berbahan serat enceng gondok dipadu dengan batik tersebut, bermula dari permasalahan populasi eceng gondok yang tumbuh lebat di Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Pertumbuhan tanaman gulma itu menimbulkan dampak bagi lingkungan dan ekosistem air.

“Memilih enceng gondok karena telah lama menjadi problem. Mengutip pernyataan Prediden RI Joko Widodo, bahwa Rawa Pening jadi prioritas pemberdayaan air di Indonesia. Tetapi karena eceng gondok Rawa Pening sudah berkembang sangat cepat kemudian kami berinisiatif untuk membantu mengatasi,” beber Alam.

Melihat potensi eceng gondok, lanjut dia, Sagasco kemudian mencoba mengolah tanaman yang hidup di air itu menjadi barang yang dibutuhkan masyarakat. Seperti sandal, sepatu, dan binder dengan desain unik dan menarik sesuai dengan sasaran pasar Sagasco, yakni anak muda usia antara 12-40 tahun yang memiliki gaya hidup sibuk, praktis, dan modern.

“Produknya masih seputar enceng gondok, yaitu alas kaki dan binder. Selain itu kami juga sedang pengembangan proses kertas dari eceng gondok dan tentunya ada inovasi-inovasi lebih lanjut,” imbuhnya.

Putra semata wayang orang nomor satu di Jateng itu berharap menjadi juara yang terbaik di Manila. Bersama teman-temannya, remaja penghobi bersepeda ini dan akan terus mempertahankan kesinambungan dari perusahaan siswa tersebut. Tidak hanya membantu memecahkan persoalannya, tetapi juga dapat membantu lebih banyak orang melalui pemberdayaan masyarakat yang ada di sekitar Rawa Pening.

“Jadi tidak profit orientation tapi juga social planner,” tandasnya

Beberapa hari lalu, kata Alam, Sagasco SC berhasil meraih gelar “Indonesia Student Company of the Year 2018″ dalam ajang Indonesia Student Company Competition yang digelar Prestasi Junior Indonesia (PJI) 2018.

Gubernur Ganjar Pranowo mengapressiasi dan mendukung program kewirausahaan para siswa SMAN 3 Semarang tersebut. Menurutnya kegiatan seperti itu sebenarnya merupakan pembelajaran yang cukup lengkap dari berbagai sisi. Baik, pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan lainnya, sehingga anak- anak akan mampu belajar tentang proses menjadi entrepeneur.

“Selamat, mudah-mudahan bisa juara lagi, dan ingat saingan kalian dari belasan negara. Tantangannya lebih berat. Maka kalian harus bisa menciptakan produk yang berkualitas, lebih memperdalam marketing dan lainnya,” terang gubernur.

Menurut dia, kegiatan atau program seperti itu yang semestinya dibicarakan dengan orangtua, termasuk kalau ada pertemuan dengan orangtua atau wali murid lebih diarahkan ke hal semacam ini. Sehingga kalau ada fasilitasi orangtua kepada sekolah, tidak hanya dipakai untuk membangun, tetapi lebih untuk mendukung hal-hal kreatif, inovatif, dan prestasi.

“Citi Grup ingin membangun entrepeneur muda dan untuk mewujudkannya dimulai dari anak anak muda seperti ini. Saya juga berterima kasih kepada semuanya, terutama host-nya yang telah mengajari dan semua dukungannya,” katanya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait