KENDALIKAN INFLASI, KEARIFAN LOKAL DIPERTAHANKAN

  • 20 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KAJEN – Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu daerah di Jawa Tengah, yang berhasil mengendalikan inflasi secara baik, karena Bupati Asip Kholbihi, memiliki kebijakan untuk mempertahankan kearifan lokal, sebagai penunjang aktivitas sehari-hari masyarakat.
Hal itu disampaikan Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbih, SH.,M.Si, usai menjadi salah satu pembicara kegiatan High Level Meeting (HLM), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) eks Karisidenan Pekalongan, Menjelang Libur Puasa dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2018, di Hotel Santika Pekalongan, Rabu (18/4/2018) lalu.
“Kabupaten Pekalongan ini merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang mampu mengendalikan inflasi secara baik, bahkan indeksnya lebih baik dari pusat. Karena ada kebijakan-kebijakan yang saya terapkan untuk maslah tersebut,” kata bupati.
Disebutkan, kebijakan yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi, adalah dengan mempertahankan kearifan lokal di masyarakat, seperti ketika terjadi kelangkaan gas, kami minta masyarakat yang berada di pedesaan dan pegunungan, agar memanfaatkan tungku dengan bahan bakar kayu.
“Kalo di desa-desa atau pegunungan kan masih memungkinkan, jadi memang saya meminta masyarakat untuk tidak menghilangkan tungku, meskipun sudah menggunakan gas, karena dapat dimanfaatkan apabila terjadi kenaikan harga. Kalau di daerah perkotaan memang susah,” tandas Asip.
Menurut bupati, meski operasi pasar sangat efektif menekan inflasi, namun upaya persiapan harus dilakukan, seperti melakukan pendataan setiap pagi di pasar-pasar induk, melakukan pengukuran harga komoditas sembilan bahan pokok.
Langkah demikian merupakan kegiatan efektif untuk pemantauan pemerintah, sehingga dapat cepat melakukan langkah, diantaranya adalah meminta pasokan daerah tetangga apabila terjadi pasokan yang berkurang, kemudian baru operasi pasar, ketika kenaikan harga memang sudah tidak dapat dikendalikan.
“Jadi kami melakukan langkah kongkrit, setiap hari ngecek pasar, kalau harga mahal jangan dibeli, dan manfaatkan kearifan lokal, seperti bahan bakar kayu, pemanfaatan tanaman sayuran, dan sebagainya. Karena barang mahal dipicu karena barang tidak ada, serta permintaan masyarakat tinggi,” ungkap bupati.
Dengan kebijakan tersebut, Kabupaten Pekalongan saat memasuki musim libur puasa dan lebaran tidak khawatir. Terlebih untuk bahan pangan, lantaran tanaman pangan berlimpah, seperti sayuran, bahkan beras sejak tahun 2017-2018 sudah surplus sangat banyak, atau berlimpah.
Namun, karena sekarang ini Kabupaten Pekalongan merupakan daerah lintasan jalan tol, Asip mengaku sedang merancang kebijakan agar tidak terjadi kendala masalah BBM, dan akan menjaga hubungan baik dengan suplayer, sehingga pasokan tidak terhambat.
“Kalau masalah lain, Kota Santri ini menjadi yang terbaik dalam upaya penekanan inflasi, karena daerahnya didukung oleh kawasan pedesan dan pegunungan, dengan lahan pertanian masih membentang luas. Sehingga tingga memunculkan langkah efektif melalui kebijakan saja, semua berlangsung baik,” ungkap Asip. (didik/dinkominfo kab.pekalongan).

Berita Terkait