HARI TBC SEDUNIA “AWASI, TEMUKAN, DAN OBATI PASIENNYA”

  • 25 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SALATIGA – Pemerintahan Kota Salatiga melakukan aksi peduli terhadap Tuberkulosis sebagai langkah nyata upaya penanganan penderita TBC. Pasien harus ditemukan dan diobati sampai sembuh agar penularan dapat dihentikan dan ditekan.

Pemkot Salatiga memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia dengan tema ‘Peduli TBC, Indonesia Sehat’ melakukan aksi Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB), dan menggelar senam bersama serta melakukan pelepasan burung merpati di halaman pemerintahan Kota Salatiga, Jumat (23/3). Sambutan Walikota Salatiga yang diwakilkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Salatiga, Adhi Isnanto, S.Sos, M.Si mengatakan bahwa penanganan TBC tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan semata, tetapi perlu adanya komitmen multisektoral. Aksi Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pasien Tuberkulosis harus ditemukan dan diobati sampai sembuh, agar penularan Tuberkulosis dapat dihentikan dan dapat ditekan.

” Aksi ini harus kita lakukan bersama-sama, harus berkomintmen bareng. Isu TB harus ditempatkan sebagai isu utama di semua sektor,” tegas Adhi Isnanto.

Menurut Adhi pihaknya akan terus memotivasi seluruh jajaran kesehatan, termasuk para petugas di layanan kesehatan untuk memberikan layanan yang terbaik, berkualitas dan berkesinambungan. Diakuinya, bahwa gerakan ini juga mengajak semua pihak baik jajaran pemerintah, masyarakat, swasta maupun dunia usaha, untuk  berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis. Di samping itu, kesadaran dan kepedulian keluarga tentang penularan dan pencegahan Tuberkulosis harus ditingkatkan, karena pasien TB ada di sekitar keluarga.

” Peran keluarga sangat penting dalam menyukseskan gerakan ini, karena semangat dan kepatuhan pasien untuk minum dan menelan obat ditentukan oleh dukungan keluarga. Tidak hanya itu pelayanan kesehatan juga harus  intensif dilakukan, ” tambahnya.

Masyarakat juga harus mengenali gejala orang sakit TB. Gejala orang sakit TB diantaranya seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu, kemudian mengalami sesak nafas, berat badan menurun, dan keringat di malam hari tanpa aktifitas. Hal-hal tersebut juga harus mendapatkan perhatian dan harus segera berobat apabila menjumpai gejala tersebut.

” TB dapat diobati dan dapat disembuhkan. Tetapi bila  pengobatan TB tidak dilakukan dengan tepat maka kuman TB akan menjadi kebal terhadap pengobatan. Hal ini harus kita cegah bersama-sama,” jelasnya.

Lanjutnya, bahwa pemerintah kota  harus terlibat dalam mengalokasikan sumber daya untuk menanggulangi TB sehingga target Indonesia bebas TB tahun 2035 bisa tercapai. Langkah nyata dalam aksi tersebut diantaranya yakni aksi temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) agar penemuan dan pengobatan TB semakin intensif, pro-aktif dan massal, kemudian penanggulangan TB dengan pendekatan kesehatan keluarga, mengalokasikan dana yang cukup untuk penanggulangan TB dan memperluas kemitraan dalam Penanggulangan TB agar cakupan penemuan dan pengobatan makin meningkat.

Sebagai informasi di Indonesia sendiri,  sepanjang 7 dasa warsa terakhir ini,  jumlah pasien TB  yang diobati dan dilayani rata-rata adalah lebih dari 300.000 pasien TB per tahun. Di Kota Salatiga sendiri penemuan kasus baru Tuberkulosis sebanyak 282 per 100.000 penduduk atau sebanyak 768 kasus tuberkulosis pada tahun 2017.

Sugeng

Berita Terkait