PENDETA DI KLATEN DEKLARASIKAN ANTI BERITA HOAKS

  • 14 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN — Semakin maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial (Medsos), menjadi dasar deklarasi anti hoaks oleh para pendeta perwakilan gereja-gereja Kristen yang ada di Kabupaten Klaten.

Deklarasi tersebut dilaksanakan  di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Klaten, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Selasa (13/03). Deklarasi diikuti sekitar 40 pendeta perwakilan dari organisasi kemasyarakat (ormas) Kristen di Klaten seperti Forum Kerjasama Ekklesia Gereja (FKG) Klaten, Garis Depan (Garda), Asosiasi Pendeta Indonesia (API), dan Forum Kerja Sama Hamba Tuhan (FKHT).

 “Deklarasi ini sebagai tanggung jawab moral kami supaya Klaten aman dan kondusif. Selain itu, sebagai wujud turut menjaga keamanan, ketentraman, dan kedamaian NKRI,” ujar Ketua Forum Kerjasama Eklesia Gereja-gereja (FKG) Klaten, Pendeta Sugeng Prasetya.

Sugeng menerangkan, deklarasi bermula dari arahan Kapolres Klaten, AKBP Juli Agung Pramono, beberapa waktu lalu untuk menyikapi maraknya berita-berita hoax di media sosial (Medsos). Sebab, banyak ungkapan- ungkapan di medsos bernada tidak membangun maupun menjurus perpecahan NKRI.

 “Kami merasa terpanggil ingin ikut memberikan andil setidaknya di lingkungan kami melalui sisipan khutbah dan sarasehan agar menggunakan media secara arif dan diharapkan berdampak memberikan suasana yang aman, nyaman, dan ikut menjaga keutuhan bangsa,” katanya.

Setelah deklarasi ini, para pendeta diharapkan ikut menyosialisasikan ke seluruh umat Kristen di Klaten. Jumlah umat Kristen di Klaten diperkirakan 32.000 orang.

 “Kami sudah mengajak ke teman-teman pendeta, hamba Tuhan, atau majelis gereja memanfaatkan sela acara gerejawi dengan memberikan kesan etis dan moral kepada generasi muda hingga yang sudah sepuh-sepuh,” urai dia.

Sementara itu, Kapolres Klaten, AKBP Juli Agung Pramono, mengatakan deklarasi siang itu merupakan rangkaian dari gerakan antihoaks di seluruh Indonesia secara masif.

 “Prinsipnya sama, hoaks harus diperangi bersama-sama supaya tidak ada lagi ruang gerak untuk penyebar hoaks. Karena berita yang fitnah dan disebarluaskan oleh siapa pun dan apa pun profesinya bisa menimbulkan pembusukan karakter dan jatuh korban sia-sia,” tuturnya.

Kapolres menjelaskan gerakan tersebut terus digencarkan di seluruh umat beragama. Gerakan itu sudah gencar diserukan sejak dua pekan terakhir.

 “Setelah ini kami terus berputar seperti di komunitas pesantren sudah jalan dua pekan lalu termasuk dengan ulama dan pengurus Masjid Al Aqsha. Kami gencarkan terus agar gerakan ini semacam masif,” jelasnya.

Berita Terkait