NGOPI CURUG DI SIKOPEL

  • 20 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Desa babadan terletak di ketinggian 1200 mdpl dan merupakan daerah dataran tinggi yang kaya akan potensi alam. Selain itu Babadan memiliki kopi Java Bisma yang nikmat dan rasanya khas. Untuk mempopulerkan kopi ini, pemerintah desa bekerja sama dengan mahasiswa KKN UNSOED menggelar acara Ngopi Curug. Acara ini diselenggarakan di Curug Sikopel, desa Babadan, Kecamatan Pagentan pada hari Minggu (18/2) lalu.
Berbagai kegiatan digelar dalam acara Ngopi Curug, yaitu penampilan berbagai kesenian tradisional dari desa Babadan, edukasi sikopel, penanaman bibit arabika, dan ngopi bareng.

Kepala Desa Babadan, Wahyu Setiowati menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan Ngopi Curug. “Ide acara Ngopi Curug ini muncul dari teman-teman KKN UNSOED yang akan mengakhiri mas KKN-nya pada tanggal 21 Februari 2018. Tujuannya selain untuk menjalin silaturahmi, juga ingin memperkenalkan potensi wisata dari Desa Babadan. Salah satunya curug Sikopel,” ujar Wahyu.

“Babadan tak hanya indah, kami juga memiliki kopi khas desa Babadan yang kami beri nama kopi Java Bisma,” lanjutnya. “Kopi Babadan ini ditanam mulai tahun 2011. Ketika itu kami menerima bantuan bibit dari pemerintah pusat. Awalnya hanya mencoba, masyarakat lebih tertarik menanam sayuran dan tanaman hortikultura lain. Alasannya karena tanaman sayur hajya butuh waktu satu dua bulan sudah panen, namun kalau tanaman kopi butuh waktu minimal dua tahun baru mendapakan hasilnya,” papar Wahyu.
Kini, berkat dukungan semua pihak, petani kopi di desa Babadan mengembangkan 52 hektar kebun kopi jenis arabika varietas Lini S, yang sudah produksi sekitar 30 hektar yang saat ini sudah di kembangkan di Desa Babadan dan panen perdana diperkirakan pada bulan Mei mendatang. Petani Babadan juga patut berbangga karena antrian permintaan bibit sangat panjang. Jenis kopi yang ditanam di desa Babadan adalah jenis kopi arabika varietas lini S 795.
Sementara itu dalam sambutannya, Wabup Syamsudin mengatakan perlunya zonaisasi produk pertanian di Banjarnegara. “Mari kita satukan ide, satukan pendapat dan pikiran bagaimana pesona alam curug Sikopel dan Kopi Babadan menjadi jalan untuk mengubah kesejahteraan masyarakat desa Babadan. Agar ke depan Desa Babadan bisa menjadi ikon Banjarnegara,” ujar Wabup Syamsudin.

“Mari kita gemakan semangat membangun bangsa dan negara. Kami memiliki mimpi sekolah-sekolah di Banjarnegara menjadi sekolah konservasi, kantor-kantor menjadi kantor konservasi, kordinator PPL harus mampu memberdayakan dan bersinergi dengan masyarakat untuk mewujudkannya,” lanjut Wabup.

“Sejengkal tanah bermakna untuk satu pohon , satu pohon ditanam seribu kehidupan ada di situ. Sebaliknya satu pohon ditebang seribu kehidupan akan hilang,” pungkas Wabup Syamsudin. (Dhian-Banjarnegara)

Berita Terkait