LIPI TELITI BANYAKNYA KASUS SERANGAN TAWON DI KLATEN

  • 23 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Semakin banyaknya laporan yang masuk ke Pemadam Kebakaran (DAMKAR) Klaten terkait serangan tawon selama kurun waktu setahun ini, membuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terjun ke Klaten untuk melakukan penelitian.

Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Hari Nugroho, mengatakan kedatangan LIPI ke Klaten ini akan meneliti penyebab banyaknya sarang tawon yang membuat sarang di pemukiman, serta cara penanganan yang efektif sehingga ramah lingkungan.

“nantinya kami ingin ada semacam rekomendasi ke pemkab untuk penanganannya sehingga ramah lingkungan,” ujar Hari Nugrhoho disela-sela pemaparan tentang tawon di Ruang B1 Setda Klaten, Senin (22/01).

Hari Nugroho menjelaskan, banyaknya laporan warga ke Damkar untuk dilakukan pemusnahan lantaran jumlah serta ukuran sarangnya terlanjur membesar serta membahayakan warga. Dari penjelasan tim penanganan tawon Damkar Klaten,   serta hasil pengamatan awal, kebanyakan jenis tawon yang dilaporkan memiliki nama latin Vespa affinis dari keluarga Vespidae.

“Dari beberapa sampel nantinya akan ketahuan jenis tawonnya, hal ini berkaitan juga dengan cara pengendalian,” urai hari Nugroho.

Lebih lanjut Hari Nugroho Tawon menuturkan jenis Vespa affinis memiliki ciri-ciri berwarna gelap, panjang rata-rata 3 sentimeter, serta memiliki sabuk berwarna kuning pada bagian perutnya. Jenis tawon dari keluarga Vespidae memiliki karakter umum cepat mengembangkan koloni dengan diameter sarang bisa lebih dari 60 sentimeter. Tawon dari keluarga Vespidae bersifat predator salah satunya memangsa ulat dan berfungsi sebagai pengendali hama.

“Kalau sampai benar-benar hilang, nanti juga berbahaya. Makanya, yang dilakukan yakni pengendalian,” tutur Hari Nugroho.

Soal penyebab belakangan tawon tersebut membuat sarang di permukiman, Hari mengatakan hal itu menjadi salah satu objek penelitian. Bisa jadi, habitat alami mereka sudah berubah menjadi permukiman hingga tawon-tawon itu beradaptasi dengan kondisi saat ini.

“Kalau melihat kondisi Klaten itu hampir banyak hunian serta pertanian. Akhirnya mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan sehingga ada yang bersarang di rumah,” urai dia.

Banyaknya sarang tawon bermunculan juga bisa disebabkan faktor ledakan populasi. Kondisi itu bisa terjadi lantaran jumlah predator tawon itu seperti elang, alap-alap, atua laba-laba berukuran besar yang semakin sedikit.

Sementara itu Kabid Perlindungan dan Bina Potensi Masyarakat Satpol PP Klaten, Endang Hadiyati Setyowati, mengatakan selama kurun Tahun 2017, ada 217 laporan warga untuk penanganan sarang tawon yang sudah ditindaklanjuti oleh unit Damkar Klaten. Sementara, hingga Senin (22/01), masih ada 79 laporan sarang tawon menunggu penanganan.

“Laporan yang masuk ke kami sebagian besar berada di wilayah Klaten timur seperti Kecamatan Ceper, Trucuk, Pedan, dan Cawas,”terangnya.

Selama setahun ini di Kabupaten Klaten, ada dua anak yang meninggal karena sengatan tawon yang jumlahnya mencapai ratusan

Berita Terkait