KH Maimun Zubair Diganjar Penghargaan Adiluhung, Taj Yasin: Mengabdi untuk Keutuhan Indonesia

  • 24 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG –  Mendiang KH Maimun Zubair (Mbah Moen) mendapat penghargaan kategori Adiluhung dalam ajang Detik Jateng-Jogja Awards 2025, di Grhadika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu (23/7/2025).

Penghargaan ini diberikan Pemimpin redaksi detik.com Alfito Deannova Gintings kepada putera KH Maimun Zubair, Taj Yasin, yang juga merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Penghargaan itu diberikan atas pemikiran-pemikiran dan keteladanannya, sebagai ulama dan tokoh bangsa dalam konteks keilmuan dan kemanusiaan.

Sebagai informasi, Mbah Moen merupakan tokoh yang lahir di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, pada 28 Oktober 1928. Dia merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Anwar Rembang.

Dalam kesempatan itu, Taj Yasin menyatakan, KH Maimun Zubair merupakan sosok yang terus mengabdikan diri untuk keutuhan Indonesia. Bahkan, sang ayahanda ternyata pernah menjadi tentara rakyat pada masa perjuangan kemerdekaan.

“Mbah Maimun yang saya kenal, dan bercerita kepada kami, beliau lulusan dari TNI. Beliau mengabdi untuk negara dimulai saat perjuangan (kemerdekaan), kantornya di Koramil Sarang, Rembang,” katanya.

Namun, karena berbagai hal, Mbah Moen mengundurkan diri dan mengabdikan diri untuk menjaga kebutuhan negara ini dengan jalan lain.

Taj Yasin juga mengatakan, Mbah Moen memiliki cita-cita bahwa suksesi kepemimpinan bukan sebagai upaya untuk menggantikan, tapi upaya untuk melanjutkan kepemimpinan sebelumnya.

“Itu cita-cita beliau yang disampaikan kepada saya pribadi,” ucap dia.

Taj Yasin menyampaikan, dia pernah diminta oleh Mbah Moen agar masuk ke dunia politik, hingga kini dua kali terpilih menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah. Dia memegang amanah yang disampaikan sang ayah, agar tidak menyalahkan pemimpin-pemimpin sebelumnya, akan tetapi akan melanjutkannya.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini menambahkan, ada teladan Mbah Moen yang harus dipegang bersama. Di mana apapun kondisinya, Indonesia harus menjadi yang nomor satu.

“Saya mengikuti beliau. Pernah suatu ketika tidak sependapat dengan pemerintah, akan tetapi itu tidak disampaikan (terbuka). Tetap didukung dengan diberikan dengan pemikiran-pemikiran beliau,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, arah pemikiran Mbah Moen hingga saat ini masih relavan, yaitu dengan mencari titik tengah.

Pemimpin Redaksi Detik.com, Alfito Deannova, mengatakan, sosok mendiang almarhum KH Maimun Zubair semasa hidup merupakan pembela kemanusiaan, kebhinekaan, dan Pancasila.

“Tak jarang sosok ini menjadi penengah dari gesekan sosial, hingga friksi para elit politik. Dia meneladani pandangan tentang konsep lita’arafu (saling mengenal) dan konsep sawa’ atau yang menekankan pada titik temu. Keduanya lahir dari pemikirannya yang masih relevan hingga saat ini,” ucapnya. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait