Spektakuler! Ratusan Penari Ramaikan “Salatiga Enam Jam Menari”

  • 22 Jul
  • Yandip Prov Jateng (2)
  • No Comments

SALATIGA – Suasana penuh energi membuncah di Pendopo Bung Karno, Kantor DPRD Kota Salatiga, Minggu (20/7/25). Ratusan peserta silih berganti unjuk kebolehan dalam kegiatan spektakuler “Salatiga Enam Jam Menari” atau Salam Jari. Kegiatan ini dihelat dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-1.275 Kota Salatiga dan menjadi simbol kota yang dinamis, kreatif, dan tak pernah lelah bergerak maju.
Sebanyak 183 penari dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, tampil membawakan 34 tarian tradisional dan kontemporer, menjadikan Salam Jari sebagai salah satu gelaran seni budaya paling menggugah di tahun ini. Selama enam jam penuh, panggung tidak pernah kosong, mulai dari irama, gerak, dan ekspresi mengalir tanpa jeda, menghadirkan pertunjukan seni yang bukan hanya atraktif, tetapi juga menyentuh dan membanggakan.
“Enam jam menari bukan hanya soal stamina, tapi soal cinta yang mendalam pada budaya,” ujar Wido Muwardi, Ketua Dewan Kesenian Salatiga (DKS). Ia menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi tonggak semangat bagi para pelaku seni di Salatiga untuk terus berkarya dan bermimpi besar.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi apik antara DKS, Pemerintah Kota, dan DPRD Kota Salatiga. Mewakili Wali Kota, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Yayat Nurhayat mengapresiasi semangat luar biasa dari para penari dan seluruh pihak yang terlibat.
“Kita tidak hanya merayakan angka ulang tahun, tapi merayakannya lewat gerak, irama, dan ekspresi. Ini adalah cerminan dari Salatiga yang hidup, berenergi, dan terus melangkah ke depan,” katanya.
Lebih dari sekadar pentas seni, Salam Jari menjadi ruang kebersamaan, ajang pelestarian budaya, dan perwujudan semangat gotong royong. Enam jam yang mengalir tanpa henti itu menjadi simbol bahwa seni di Salatiga tidak akan pernah padam dan justru terus tumbuh dengan semangat generasi baru.
Kesempatan yang sama, Ketua DPRD, Dance Ishak turut menyampaikan bahwa budaya adalah cara kita memahami masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Budaya itu bukan hanya tentang mbiyen (dulu), tapi juga tentang beyond(melampaui batas). Terima kasih kepada DKS yang telah memberi ruang bagi anak-anak Salatiga untuk mengenal jati diri mereka lewat seni”, ungkapnya.

Penulis: Kontributor Kota Salatiga
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait