Strategi Jateng Hadapi Tarif Impor AS, Perkuat Industri Hijau, Tembus Pasar Benua Eropa

  • 15 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan strategi menghadapi pemberlakuan tarif impor 32 persen, yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia (termasuk Jateng). Selain mencari peluang pasar baru, kerja sama dengan sister province, kerja sama dengan Lampung, Kepulauan Riau, dan Maluku Utara, juga memperkuat sektor industri energi hijau untuk menembus pasar Eropa.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng July Emmylia mengatakan, saat ini pihaknya mengidentifikasi peluang diversifikasi pasar selain Amerika Serikat.

“Pertama kami akan melakukan Bussiness Matching Industri Kecil Mandiri dengan pasar Uni Emirat Arab, pada Agustus 2025. Disamping itu, kami juga mengakselerasi penerbitan surat keterangan asal, sebagai upaya peningkatan daya saing ke negara tujuan ekspor di luar AS,” ujarnya, via pesan singkat, Selasa (15/7/2025).

Ditambahkan, berdasarkan data BPS, nilai ekspor Jateng pada Januari-Mei 2025 mencapai 4.792,22 juta dolar Amerika Serikat. Dari angka tersebut, Amerika Serikat menjadi negara terbesar tujuan ekspor nonmigas Jateng pada Januari-Mei 2025.

Tercatat, pada kurun tersebut nilai perdagangan luar negeri ke “Negeri Paman Sam” mencapai 2.146,28 juta dolar AS. Posisi kedua diduduki oleh Jepang dengan 385,59 juta dolar AS, kemudian Republik Rakyat Tiongkok dengan 208,50 juta dolar AS. Selanjutnya, negara-negara di ASEAN sebesar 308,48 juta dolar AS, dan Uni Eropa 555,73 juta dolar AS.

Selain langkah-langkah tadi, Emmy menyebut masih ada upaya untuk menjajaki pasar alternatif selain Amerika Serikat. Di antaranya, dengan mengakselerasi penerapan industri hijau.

Perlu diketahui, potensi energi hijau atau energi baru terbarukan di Jawa Tengah cukup besar. Catatan IESR atau Institute for Essential Services Reform, potensi EBT di Jateng meliputi energi surya 194.280 MWp, potensi energi angin 6.003 MW, bioenergi 105 MW, dan potensi energi air 730.3 MW.

Gayung bersambut, kebutuhan produk yang dihasilkan dari industri energi hijau di Eropa, kini tengah menjadi tren dan sebagai syarat untuk menembus pasar “Benua Biru”.

“Kami juga mengakselerasi penerapan industri hijau untuk menyasar pasar Eropa,” imbuhnya.

Emmy mengatakan, berbagai strategi ini sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, guna menyiasati penerapan tarif impor 32 persen, yang akan diberlakukan pada barang asal Indonesia ke Amerika Serikat.

Luthfi mengatakan, ada tiga strategi yang akan diterapkan, di antaranya kerja sama dengan Kadin dan HIPMI dalam membuat “Rumah Kurasi”, untuk membawa produk Jateng ke pasar baru di regional dan internasional.

Langkah kedua, bekerja sama dengan sister province yakni Fujian, Melaka, dan Singapura. Selain itu, adapula upaya memperkuat perdagangan dengan provinsi Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan Lampung, juga pengembangan perekonomian aglomerasi (antarkeresidenan di Jateng). (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait