Pemkot Semarang Siapkan Ekowisata Mangrove di Tambakrejo

  • 14 Jul
  • Yandip Jateng Prov (4)
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang terus berupaya berupaya mengembangkan potensi pariwisata, berbasis lingkungan. Salah satu langkah yang tengah disiapkan, menjadikan wilayah Tambakrejo Kelurahan Tanjung Mas, sebagai lokasi ekowisata mangrove.

“Saya melihat potensi penanaman mangrove di sini, bisa dikembangkan lagi menjadi destinasi ekowisata mangrove,” kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, usai melakukan tinjauan ke Tambakrejo, Sabtu (12/7/2025).

Menurutnya, pengembangan objek wisata ini dilandasi oleh dua pertimbangan. Pertama, potensi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir, dan yang kedua sebagai langkah proaktif dalam melestarikan ekosistem pesisir pantai, terutama dari ancaman abrasi pantai yang semakin nyata.

“Ekowisata mangrove ini bisa menjadi daya tarik baru, sehingga tidak hanya menjaga lingkungan yang berkelanjutan, melainkan pengunjung bisa menikmati spot-spot menarik dan mengungkit perekonomian masyarakat,” ucapnya.

Keseriusannya dalam mewujudkan pengembangan ekowisata mangrove di Tambakrejo ini, dibuktikan dengan meminta berbagai instansi seperti kelurahan, kecamatan, hingga perangkat daerah terkait, untuk segera menyusun masterplan lokasi wisata tersebut. Dengan tetap memperhatikan analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan, agar peruntukan ruang yang dihasilkan dapat efisien dan optimal.

“Setelah semua siap dan lengkap, pada tahun 2026 Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang akan mendukung dalam bentuk penganggaran kali pertama, selebihnya wisata mangrove akan dikelola oleh masyarakat,” imbuhnya.

Disinggung soal konsep pengembangan wisata yang sedang direncanakannya, Agustina menyampaikan, pihaknya mengedapankan konsep rembugan, menekankan untuk mengedepankan kebersamaan dalam pengambilan keputusan.

“Saya tidak bisa memutuskan (konsepnya), justru lebih bagus kalau membangun bersama, melibatkan dan memberdayakan masyarakat itu sendiri. Jadi, masyarakat maunya apa, opportunity-nya apa saja, sehingga mereka merasa ikut terlibat dan semua diselesaikan oleh stakeholder yang ada di sini,” katanya.

Diakuinya, telah ada asosiasi lain yang memiliki program yang sejalan dengan Pemkot Semarang dalam hal pelestarian lingkungan hidup, khususnya di pesisir pantai. Menurutnya, kolaborasi menjadi hal penting agar perkembangan wisata mangrove ini terus berkelanjutan.

“Rotary Club dan Keuskupan Agung Semarang juga punya program yang sama. Ini juga harus seiring, selaras, jadi tidak sendiri-sendiri,” pungkas Agustina.

Penulis: Kontributor Kota Semarang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait